Trilogi Kokam merawat Indonesia oleh Suharman, Ketua Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Tempursari, Lumajang, tahun 2005-2007.
PWMU.CO – Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) adalah salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, yang kelembagaannya di bawah naungan Pemuda Muhammadiyah. Lahir pada 1 September 1965, sejarah pendirian Kokam identik dan berkaitan erat dengan semangat bela negara dan cinta Tanah Air Indonesia.
Saat itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Raya dan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Jakarta memiliki gagasan perkaderan bagi anggota Muhammadiyah. Bukan hanya golongan tua tapi juga mereka yang muda. Tujuannya untuk memperkuat ruh Kemuhammadiyahan dan membentuk kader yang bermental juang tinggi.
Buya Hamka, salah seorang tokoh Muhammadiyah pernah berkata, “Jiwa militan yang telah dididikkan pada anak-anak Hizbul Wathan, yang berarti golongan pembela tanah air, itulah dia yang mendorong timbulnya Kokam”.
Panglima tertinggi Kokam nasional pada saat itu adalah Letnan Kolonel TNI S Prodjokusumo. Tujuan utamanya adalah turut serta dalam dan bekerja sama dengan TNI menumpas pemberontakan G30S/PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia).
Gerakan tersebut merongrong keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia melalui kudeta berdarah. Korbannya para jenderal anggota TNI, yang terkubur di dalam sumur tua lubang buaya. Mereka gugur sebagai kusuma bangsa, yang dibantai dan siksa secara sadis oleh gerombolan komunis yang tak berperikemanusiaan.
Trilogi Kokam
Seiring berjalanya waktu dan situasi, kini tantangan Kokam Pemuda Muhammadiyah pun berubah. Jika dulu perjuangannya berhadap-hadapan dengan kekuatan komunis, kini mereka menjadi kekuatan dari barisan sukarelawan Muhammadiyah, yang peduli terhadap nasib bangsa dan negaranya.
Pedoman Trilogi Pelayanan Kokam Pemuda Muhammadiyah antara lain (1) Kokam dan urusan kemanusiaan, (2) Kokam dan urusan kebencanaan, dan (3) Kokam dan urusan ekologi. Dari trilogi tersebut direalisasikan dalam berbagai kegiatan.
Pertama, Kokam peduli kemanusiaan dan bencana. Setiap ada bencana, Kokam selalu tampil bahu-membahu meringankan penderitaan saudaranya. Berbagai daerah bencana sudah diterjuni para anggota Kokam.
Tidak hanya sebatas menyumbangkan tenaga dan pemikirannya sebagai relawan, tapi juga bersinergi dengan lembaga Muhammadiyah yang lainya seperti Lazismu dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Keduanya juga turut menyalurkan harta untuk kegiatan tanggap bencana di wilayah yang diterjunkan.
Kedua, Kokam merawat kebhinekaan. Sikapnya tegas, bijak, dan tampil begitu elegan di setiap masalah kebangsaan. Tidak mau terjebak di dalam situasi sulit dengan selalu mengedepankan sikap tabayyun, dialogis, dan menyerahkan semuanya pada aparat penegak hukum, baik dari kepolisian maupun kejaksaan, agar diadili dengan seadil-adilnya.
Pengawalan dalam prosesnya juga dilakukan Kokam. Seperti kasus yang menarik perhatian publik seperti ujaran kebencian, penistaan agama, dan sikap-sikap intoleran yang terakhir begitu marak.
Kokam juga mampu menunjukan kelas dan kualitasnya sebagai sosok kader Muhammadiyah negarawan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan Pancasila.
Meski berlatar profesi, wilayah geografis, maupun pendidikan yang berbeda, Kokam selalu bersinergi satu komando, sami’na wa atha’na pada perintah komandannya, baik di tingkat cabang, daerah, wilayah, maupun nasional. Kokam selalu mengedepankan kerukunan serta persatuan dan kesatuan bangsa.
Bela Negara
Ketiga, Kokam ikut serta dalam program bela negara. Para anggota Kokam, baik di tingkat wilayah, daerah, maupun cabang hingga ranting terlibat secara langsung dalam pembinaan dan pelatihan program bela negara.
Seperti program yang digagas pemerintah pusat melalui Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Hal tersebut sebagai bukti, bahwa Kokam benar-benar mencintai bangsa dan negaranya dengan sikap bela negara.
Keempat, Kokam turut serta dalam program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah. Secara beramai-ramai menanam komoditi tanaman pangan di lahan-lahan yang mereka miliki, ataupun lahan-lahan milik persyarikatan.
Kokam Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menjadi salah satu contohnya. Dengan spirit bela negara, mereka menggarap tanah Persyarikatan Muhammadiyah untuk dikelola dan ditanami tanaman-tanaman produktif seperti sayur dan buah.
Kokam bergerak dalam senyap menjalankan aksi-aksi nyata bela negara tanpa harus banyak bicara, cerita, atau bahkan sekadar menjual citra. Teruslah merawat Indonesia wahai Kokam. Tetap fokus dan semangat berjuang dengan selalu berpedoman Trilogi Pelayanan Kokam, demi kejayaan umat dan bangsa.
Jenderal Soedirman berkata, “Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih. Akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi”.
Selamat Milad Pemuda Muhammadiyah ke-89, Meneguhkan Pemuda Negarawan. Fastabiqul khairat. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.