PWMU.CO – Muhadjir Effendy: Jadikan Momentum Lebaran Milik Semua Umat. Menko PMK menyampaikan itu dalam halalbihalal bersama seluruh pegawai di hari pertama masuk kerja, Senin (17/5/2021). Sekitar 400 orang pegawai hadir baik secara langsung di Kantor Kemenko PMK maupun secara during.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy hadir didampingi istrinya, Suryan Widati dan ketiga putranya: Muktam Roya Azidan, Senoshaumi Hably, dan Harbantyo Ken Najjar.
Muhadjir menghaturkan permohonan maaf sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kekhilafan. Ia meyakini sebagai individu tidak lepas dari salah.
“Atas nama pribadi maupun seluruh keluarga, saya mohon maaf kalau banyak kesalahan. Di Kemenko PMK ini saya yang paling tua, biasanya yang tua itu banyak salahnya dan yang muda banyak uangnya. Karena itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ujarnya diiringi kelakar tawa para pegawai yang hadir.
Peristiwa Kemanusiaan
Muhadjir Effendy mengajak pegawai Kemenko PMK untuk menjadikan momentum lebaran sebagai milik semua orang dan seluruh umat. Dengan demikian, ia pun meyakini hari raya Idul Fitri bukan sekadar merayakan peristiwa keagamaan melainkan kesempatan untuk mengedepankan aspek kemanusiaan.
“Ini (Idul Fitri) adalah peristiwa kemanusiaan dan sama dengan yang lain. Karena itu namanya juga hari besar nasional, bukan hari besar keagamaan tertentu. Jadi mari kita manfaatkan betul-betul momentum ini untuk saling bersilaturahmi, mengakrabkan diri masing-masing walaupun secara virtual,” tuturnya.
Ia berharap setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, seluruh pegawai memiliki aura yang lebih positif sehingga dapat berdampak pada kinerja yang terus meningkat. Apalagi, aura positif yang dimiliki masing-masing individu tersebut seyogianya juga dapat menjadi aura positif bersama untuk membangun energi positif nasional.
Energi positif nasional itulah yang menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun Indonesia, bergotong-royong terutama untuk mengakhiri pandemi Covid-19 serta kembali memulihkan kehidupan masyarakat dan kondisi perekonomian bangsa.
“Ini semua dibutuhkan agar kita bisa segera menjadi bangsa yang normal kembali, yang maju, yang terjauhkan dari kecenderungan untuk terpecah-belah, untuk saling bersilang pendapat yang tidak berujung. Itulah saya kira problem yang harus kita atasi bersama agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang mulia, bermartabat, maju, dan makmur,” pesannya.
Bangkit dari Pandemi
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono mengutarakan hal senada. Dalam suasana Idul Fitri tahun ini, seluruh individu dan masyarakat masih disibukkan dengan upaya untuk bangkit dari pandemi Covid-19.
“Pada situasi ini, jalinan silaturahmi sangat penting dalam rangka saling menguatkan satu sama lain. Berbekal kesadaran untuk membangun solidaritas dalam rangka Idul Fitri tersebut, Kemenko PMK menggelar halalbihalal bersama seluruh pegawai. Kebersamaan ini juga setidaknya menunjukkan bahwa Kemenko PMK memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk bergotong-royong dalam setiap kesulitan,” tandas Agus.
Demikian juga dengan tausiah yang disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Ia menyatakan silaturahmi bukan hanya untuk umat beragama, bahkan melainkan untuk seluruh makhluk ciptaan Allah SWT yang ada di muka bumi.
“Kita belum sampai masuk pada puncak silaturahmi kalau kita belum bisa mengatakan bahwa aku adalah engkau dan engkau adalah aku. Kalau aku membantu engkau berarti aku membantu diriku sendiri, maka tidak ada hitung-hitungan. Kalau aku menyakiti engkau berarti aku menyakiti diriku sendiri. Itulah puncak silaturahmi,” ucapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni