PWMU.CO – Pendidikan Muhammadiyah Pendidikan Muhammadiyah: Membangun Ilmu Pengetahuan Berbasis Teologi dan Adab disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M Saad ibrahim MA, (2/6/21).
Dalam sambutan di Musyawarah Wilayah (Muswil) II Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Jawa Timur secara online, dia menjelaskan dalam konteks ini pendidikan yang dikelola harus mengajarkan adab dalam proses saintifikasi.
“Maka, dalam Muswil II FGM ini, tugas utamanya adalah memperkokoh kembali perpaduan ilmu agama dan umum. Guru menyadari penting mengajarkan ilmu ke-Islaman dan umum sebagai cetak biru perjalanan dunia sains dan dunia pendidikan Muhammadiyah,” ujarnya.
Sumbangan Terbesar Muhammadiyah
Dalam acara yang mengangkat tema Membangun Guru Berliterasi Digital di Era Millenial, Saad Ibrahim mengatakan KH Ahmad Dahlan saat berguru di Makkah mempelajari ilmu ke-Islaman dan umum.
“Modal inilah yang dibawa pulang ke Indonesia dan kemudian mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912,” jelasnya.
Dia memaparkan tentu pengetahuan yang telah dibawa dari Makkah itu juga yang diajarkan di Muhammadiyah, termasuk yang sering kita bicarakan adalah surat al-Maun dan surat al-Asr. Yang menarik, ketika beliau membetulkan arah kiblat di masjid dan mushala dengan menggunakan ilmu falak, ilmu astronomi.
Artinya, sejak awal KH Ahmad Dahlan telah punya proyeksi untuk membangun pendidikan Islam melalui Muhammadiyah dengan memadukan kedua ilmu tersebut.
“Pemaduan kedua ilmu inilah menjadi sumbangan terbesar yang dilakukan Muhammadiyah untuk konteks dunia pendidikan.”
Ikon Penting Muhammadiyah
Saad Ibrahim menjelaskan teori The Big Bang semisal, yang itu dicetuskan oleh ilmu sekuler, perlu diberi ilmu dimensi khusus dengan memasukkan ilmu agama di dalamnya sehingga teori ini bisa diselaraskan dengan kekuasaan Allah SWT.
“Muhammadiyah dalam konteks ini selalu berpandangan bahwa ikon terpenting Muhammadiyah adalah dunia pendidikan. Maka, memadukan ilmu teologi dan umum menjadi keharusan,” jelasnya.
Maka dalam Muswil II ini, lanjutnya, misi utamanya tidak sekadar mencerdaskan bangsa, tetapi kecerdasan yang berbasis teologis. Peserta Muswil ini, sambungnya, adalah orang-orang penting dalam ikon persyarikatan, maka misi ini harus dijalankan.
Muhammadiyah Pendidikan Terbaik
Saad Ibrahim mengatakan cendekiawan dari Boston University, Robert W Hefner, menyimpulkan pendidikan terbaik di dunia ini yaitu pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah. Dia pun tak segan-segan menyosialisasikan secara global ketika berbicara ke cendekiawan di Turki dan kawasan di Timur Tengah.
“Pendidikan di Muhammadiyah mencoba menghubungkan ilmu agama dan ilmu umum. Dia juga menyampaikan Indonesia yang didirikan 1945 itu punya utang besar pada Muhammadiyah,” ujarnya.
Hal ini, lanjutnya, karena kosep mengenai perpaduan kedua ilmu ini menjadi gerak dari pendidikan Islam di Indonesia. Belakangan kemudian banyak orang mendirikan pondok pesantren dengan menerapkan konsep ini.
“Di Muhammadiyah sudah lama menggabungkan ilmu tersebut,” tandasnya. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.