PWMU.CO – SD Mumtaz siapkan pembelajaran hybrid atau campuran pada tahun pelajaran baru, dengan pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Hal tersebut disampaikan Kepala SD Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo Enik Chairul Umah MSi MPd, dalam rapat koordinasi persiapan pembelajaran tatap muka. Pada kegiatan yang bertempat di SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman (Mumtaz) itu, turut dihadiri perangkat kelurahan dan Satgas Covid Bebekan, komite sekolah, serta perwakilan guru per jenjang kelas.
Dalam sambutannya, Enik mengatakan, sebanyak 97 persen wali siswa SD Mumtaz menyatakan kesediaannya mengikuti pembelajaran tatap muka secara terbatas. “Hal tersebut disampaikan lewat Google Form yang diedarkan pada April lalu,” ujarnya.
Bagaimanapun juga, lanjut dia, pembelajaran yang efektif membutuhkan kegiatan tatap muka. “Meski dilakukan secara terbatas,” tambahnya, Senin (7/6/21).
Hal senada disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD Mumtaz Arif Yuli Purwanto ST MPd, yang menekankan menekankan pentingnya disiplin dalam prokes. “Kami mewanti-wanti agar semua guru, karyawan, juga para murid disiplin memakai masker,” kata dia.
Bahkan, sambungnya, di setiap sudut ruang ada himbauan 5M, agar semua warga sekolah selalu ingat untuk menaati protokol kesehatan. Pada penataan ruang kelas pun juga dilakukan jarak minimal 1.5 meter dan setiap kelas hanya diisi 50 persen atau tidak lebih dari 15 murid. “Kami juga menjaga untuk tidak melakukan kontak fisik seperti bersalaman atau mencium tangan,” jelasnya.
PJJ Sinkronus Asinkronus
Arif juga menyatakan, berkaitan dengan model pembelajaran tatap muka terbatas pada tahun pelajaran baru nanti, SD mumtaz akan melaksanakan model hybrid learning, yakni perpaduan tatap muka terbatas dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Pembelajaran tatap muka terbatas, murid dalam satu kelas dibagi menjadi dua rombongan belajar atau hanya 50 persen murid dalam satu kelas. Pada saat murid kelompok pertama melakukan tatap muka terbatas, murid di kelompok kedua melakukan PJJ,” terangnya.
Dalam PJJ SD Mumtaz nanti, tambahnya, ada perpaduan sinkronus dan asinkronus. “Sinkronus artinya ada interaksi guru dengan siswa lewat Zoom Meeting atau Google Meet. Sedangkan asinkronus memanfaatkan Learning Management System (LMS) Mumtaz Smart, yang merupakan aplikasi buatan SD Mumtaz sendiri. Setiap siswa memiliki akun masing-masing dan mereka bisa mengakses materi pembelajaran baik berupa video, gambar, atau dokumen dengan mudah,” papar Arif Yuli.
Sementara itu, di tempat yang sama Ketua Satgas Covid Kelurahan Bebekan, Taman, Drs Subandi mengatakan, wilayah Kelurahan Bebekan ini sudah menjadi zona hijau. “Artinya, insyaallah aman jika SD Mumtaz melakukan pembelajaran tatap muka terbatas. Tentu, tetap harus benar-benar disiplin mematuhi protokol kesehatan,” ungkapnya.
150 Guru Tuntas Vaksin
Rapat koordinasi SD Mumtaz dilakukan sebagai tindak lanjut Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri. Isinya, pada tahun ajaran baru di bulan Juli 2021 nanti, diharapkan seluruh satuan pendidikan dapat menyediakan layanan pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Sejak lama SD Mumtaz menyiapkan pembelajaran tatap muka terbatas. Berdasarkan data yang diperoleh dari RS Soerya Sidoarjo, sebanyak 150 orang atau seluruh guru dan karyawan SD Mumtaz sudah tuntas vaksin Covid-19, pada Maret 2021 lalu.
Dari sisi sarana dan prasarana, SD Mumtaz sudah mempersiapkan dengan detail, mulai dari penyemprotan disinfektan secara berkala sebelum dan setelah pembelajaran, dan pengukuran suhu dengan thermo infrared pada semua yang hadir. Juga menyediakan wastafel cuci tangan dan hand sanitizer di setiap kelas. (*)
Penulis Heni Dwi Utami Co-editior Darul Setiawan Editor Mohammad Nurfatoni