PWMU.CO– Hampir 60 persen ibu hamil di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung positif Covid-19. Janin dalam kandungannya memiliki potensi risiko yang cukup tinggi terinfeksi Covid juga.
Fakta itu terungkap saat kunjungan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di RSKIA Kota Bandung, Rabu (16/6/2021).
Data RSKIA Kota Bandung, selama tahun 2021 terdapat sekitar 400 ibu hamil yang suspect dan 260 positif Covid-19. RSKIA sebagai salah satu RS rujukan Covid-19 telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jabar No. 445/ Kep.186-Dinkes/ 2020.
Menurut Menko Muhadjir, melihat kasus yang terjadi di Kota Bandung, pada prinsipnya Covid-19 mampu menyerang siapapun termasuk ibu hamil dan bayi yang masih dalam kandungan.
“Di RSKIA ini ibu hamil yang terkena Covid-19 hampir 60 persen. Ini menunjukkan Covid-19 sudah tidak pandang bulu, ibu hamil bahkan berisiko pada anak yang dikandungnya,” ujar Menko PMK usai meninjau fasilitas dan pelayanan
Merujuk hasil pantauannya langsung di lapangan bersama Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Menko PMK mengaku sangat mengapresiasi fasilitas dan pelayanan RSKIA. Ibu hamil yang terindikasi Covid-19 dilakukan pemeriksaan dan setelah dinyatakan positif langsung ditangani intensif termasuk hingga saat melahirkan.
“Anak yang dilahirkan juga akan langsung ditangani dan diperiksa ulang untuk memastikan apakah dia suspect atau sudah positif (Covid-19) seperti yang terjadi pada ibunya,” ungkap Muhadjir Effendy.
Muhadjir pun berharap kondisi RSKIA yang saat ini sudah mencapai 80 persen lebih dari kapasitas tempat tidur (bed) untuk pasien Covid-19 bisa mendapatkan tambahan dari pemerintah pusat terutama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar saat ini sedang menyiapkan sekitar 3.000 bed untuk seluruh provinsi dengan hasil perhitungan 30 persen. Walaupun menurutnya, ada RS-RS yang ada di atas 30 persen.
“RSKIA ini dari 370 kamar yang berfungsi, 150 untuk Covid-19 atau sekitar 40 persen lebih,” tutur Kang Emil.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat, khususnya wisatawan untuk tidak melakukan perjalanan ke Bandung Raya. Selain karena sudah ada penetapan status Siaga 1 untuk Bandung Raya, kapasitas RS juga sudah di atas 80 persen.
“Kalau ada keteledoran dan ketidakpatuhan prokes tentu akan membuat situasi semakin tidak terkendali. (Status siaga 1) ini akan kita ukur hasilnya per-7 hari untuk melihat apakah nantinya akan ada pelonggaran atau tidak, termasuk juga agar ditaati WfH sebagai bagian pengendalian dari situasi kedaruratan ini,” pungkasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto