PWMU.CO – Rintik hujan tidak menyurutkan semangat Antok (32) memandu mobil yang hendak parkir mengunjungi Café Sawah di Desa Pujon Kidul, Ahad (4/12). Kesibukaan Antok belakangan ini meningkat seiring perkembangan Desa Pujon Kidul sebagai desa wisata dan edukasi. Padahal, dulu, Pujon Kidul bukan apa-apa sebelum dapat sentuhan tangan dingin Kepala Desa Udi Hartoko dan Khusnul Sholiha–suami istri aktivis Muhammadiyah.
Desa yang terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang itu, sekarang ramai dikunjungi wisatawan, terutama setelah dibangunnya Cafe Sawah. Banyak masyarakat yang menjadikannya sebagai jujukan untuk berwisata sekaligus beredukasi melalui pembelajaran outdoor class.
(Baca berita terkait: Kepala Desa yang Aktivis Muhammadiyah Ini Berhasil Sulap Desa Pujon Kidul Jadi Wisata Edukasi dan Pemuda yang Suka Mabuk-mabukan Itu, Kini Ikut Harumkan Nama Desa Wisata Pujon Kidul)
Antok, yang akrab dipanggil Dalil, adalah salah satu anggota dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pujon Kidul yang diresmikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2016. Tidak seperti tukang parkir pada umumnya, Dalil dan tukang parkir lainnya menggunakan HT (Handy Talky) untuk berkomunikasi. Selain itu, mereka juga memiliki 2 seragam untuk bekerja. Seragam harian oranye-hitam untuk pagi hingga siang hari dan seragam khas jawa untuk sore hari.
Dalil, yang tinggal 300 meter dari tempat ia bekerja adalah seorang mantan karyawan swasta di Surabaya yang memilih resign dari pekerjaannya. Ia menjadi tukang parkir di desanya sendiri karena niat mulianya. “Meskipun penghasilan saya tidak sebesar ketika menjadi karyawan, saya lebih nyaman bekerja di desa sendiri. Selain dekat dengan keluarga, saya senang bisa berkontribusi untuk membangun Desa Pujon Kidul ini bersama Pokdarwis,” ungkapnya.
(Baca juga: Berdakwah dan Petik Melon Gratis di Sendangharjo, Destinasi Wisata Baru Lamongan)
Menurut Dalil, Desa Pujon Kidul sebagai desa wisata edukasi tentang pertanian, peternakan, dan biogas kurang mendatangkan pemasukan bagi Pokdarwis. Namun sejak dibangunnya Café Sawah, selain menambah kas juga mendulang prestasi berturut-turut, “Biasanya pengunjung yang datang hanya satu atau dua bulan sekali. Tetapi sejak ada Café Sawah, pengunjung datang setiap hari. Otomatis pemasukan lebih banyak,” ungkap dia.
Dalil menambahkan, ketika pembangunan Café Sawah masih 30 persen, ada lomba desa wisata tingkat nasional. “Alhamdulillah desa kami masuk 13 besar. Kami pun terus mengembangkan, sehingga saat ini Pujon Kidul masuk 5 besar desa wisata se-Indonesia dan sebagai desa wisata nomor 1 di Jawa Timur,” cerita Dalil.
Karena keberhasilannya itu, Desa Pujon Kidul menjadi tempat studi banding. “Jumat kemarin Pokdarwis dari Riau yang berkunjung, Hari ini Pokdarwis dari Bondowoso,” jelas Antok. (*)
Kontributor Rizki Putri Ramadani