PWMU.CO – Pernyataan produsen Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk yang membantah terlibat dalam bagi-bagi roti gratis saat aksi 2 Desember lalu menimbulkan pro kontra di masyarakat. Termasuk ajakan untuk memboikot membeli produknya.
Salah satu seruan itu dikeluarkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, (7/12). Secara pribadi, dia mengajak jamaah Muhammadiyah, khususnya Pemuda Muhammadiyah untuk tidak membeli produk Sari Roti.
(Baca juga: Dok! SD Teladan Nasional dengan 1.600 Siswa Ini Resmi Hentikan Pasokan Produk Sari Roti dan Kasus Sari Roti: Hilangnya Etika Bisnis dan Kejumudan Politik)
“Saya baru tahu tentang Sari Roti Ini. Kalo gitu Saya secara pribadi ngajak kawan-kawan @pppemudamuh jamaah @muhammadiyah se-Indonesia stop beli Sari Roti,” tulis Dahnil di akun Twitter @Dahnilanzar.
Dikonfirmasi PWMU.CO (7/12), Dahnil menyatakan kecewa dengan klarifikasi Sari Roti yang cenderung tendensius. Sebagaimana diketahui, setelah gambar penjual keliling Sari Roti membagikan dagangannya secara gratis menjadi viral, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk selaku produsen mengeluarkan klarifikasi yang membantah keterlibatannya dalam aksi 212.
(Baca juga: Inilah 3 Paragraf Pengumuman Resmi Sari Roti tentang Aksi 212 yang Picu Aksi Boikot)
Salah satu poin klarifikasi Sari Roti, tambah Dahnil, yang membuat tidak nyaman adalah ketidakterlibatan dalam aksi 212 ini dibarengi dengan menyinggung “nasionalisme” peserta aksi 212. “PT Nippon Indosari Corpindo Tbk juga senantiasa berkomitmen menjaga nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika,” tulis Sari Roti di paragraf ketiga dan kedelapan.
“Ada beberapa poin klarifikasi dari Sari Roti juga sangat tendensius. Ada kalimat menjaga kesatuan NKRI dan kebhinekaan. Seakan-akan aksi 212 tidak mendukung NKRI dan kebhinekaan. Dan itu pasti menyakitkan kaum muslimin yang ikut Aksi 212.”
(Baca juga: Didatangi Polisi, Rombongan Aksi Bela Islam III dari Gresik Gagal Berangkat dan Gagal Berangkat Lewat Darat, Peserta Aksi 212 dari Gresik Nekat “Sewa” Pesawat)
Lebih lanjut, kata beralasan, gerakan tidak membeli Sari Roti merupakan gerakan kesadaran konsumen untuk melawan arogansi korporat. “Gerakan kesadaran konsumen untuk lawan arogansi korporat. Bisa memberikan efek perubahan.”
Bagi Dahnil, umat Islam sejatinya punya kekuatan luar biasa. Yakni pangsa pasar yang besar. “Sebagai konsumen, kita bisa menentukan pilihan kita sendiri. Terkait barang atau komoditi yang mau atau tidak mau kita beli. Apalagi produk itu berasal dari koorporasi yang tidak kompatibel dengan sikap dan visi kita. Tidak kompatibel dengan suasana kebatinan umat,” jelas Dahnil.
(Baca juga: 6 Keunikan dalam 1 Menit 59 Detik Pidato Presiden Jokowi di Depan Peserta Aksi 212)
Karena itu, tambah Dahnil, salah satu caranya adalah melalui Gerakan Konsumen. “Gerakan Konsumen melawan kapitalisme korporasi besar memang tidak populer digunakan sebagai model gerakan perlawanan terhadap kapitalisme dan koorporasi besar yang tidak ramah dengan atmosfir sosial-budaya lokal di mana koorporasi itu hadir,” kata Dahnil.
Padahal, Gerakan Konsumen ini sebenarnya sudah populer sejak abad ke-18 di Amerika Serikat untuk melawan kapitalisme dan koorporasi besar yang tidak ramah.
Selanjutnya halaman… 2