PWMU.CO – Hj Maskinah Anwar, Penasihat Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Sidoarjo periode 2010-2015 itu berpulang, Sabtu (7/8/21).
Innalillahi wa innailaihi rajiun, kabar duka itu menyeruak di beberapa grup WhatsApp (WA). Hj Maskinah Anwar dikabarkan wafat sekitar pukul 03.58 WIB di RS Siti Hajar, Sidoarjo. Ibu lima anak tersebut berpulang ke rahmatullah setelah beberapa hari menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Mendapat kabar lelayu tersebut, semula para jamaah Muhammadiyah dan Aisyiyah merapat ke rumah duka, yang ada di Jalan DR Wahidin No 5A RT 10 RW 02, Bulusidokare, Sidoarjo. Ternyata setelah dari rumah sakit, almarhumah tidak ke rumah, melainkan dishalatkan di komplek halaman Perguruan Muhammadiyah Sidoarjo sekitar pukul 09.00, sebelum dimakamkan.
Nuruddin, anak sulung almarhumah mengatakan, sang ibu dibawa ke rumah sakit setelah kondisinya menurun sejak Senin (2/8/21). “Ibu memang punya riwayat gula darah. Saat kondisinya menurun itu, kita langsung membawanya ke rumah sakit dengan ambulance Masjid An-Nur,” ujar Pria yang juga Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Cabang Sidoarjo itu.
Nuruddin mengungkapkan, tiba di rumah sakit, sang ibu yang berusia 80 tahun itu kemudian masuk ruangan intensif lalu diberi bantuan oksigen dan alat pengalir insulin. “Beberapa hari memang gula darahnya sangat tinggi,” ungkapnya.
Sosok Pemimpin Sejati
Selain menjadi Penasihat PDA Sidoarjo pada 2010-2015, Hj Maskinah Anwar juga pernah mendapatkan amanah sebagai Ketua Majelis Tabligh PDA Sidoarjo periode 2000-2005. Saat itu sekretarisnya adalah Siti Zubaidah, Ketua PDA Sidoarjo sekarang.
Zubby, sapaan Siti Zubaidah mengaku, sosok Hj Maskinah Anwar sebagai sosok yang sangat-sangat sabar dan telaten dalam mengader. “Saya banyak belajar dari beliau bagaimana menjadi seorang pemimpin. Juga banyak belajar tentang ilmu kehidupan. Beliau itu sangat tegas dan bijaksana dalam menghadapi permasalahan. Setiap ada permasalah langsung tabayyun, tidak suka mengumbar permasalahan dan langsung menyelesaikannya,” kenangnya.
Ada momen yang tak bisa dilupakan Zubby bersama almarhumah. Yakni saat diajak kajian keliling. “Saya dulu sering diajak beliau keliling untuk mengisi kajian, dikenalkan ke jamaah. Beliau bilang, Mbak Zubby nanti yang akan melanjutkan. Kita naik becak berdua kalau hujan dianter ayah (H Farid, suami Hj Maskinah). Karena dulu PDA Sidoarjo belum punya mobil. Saya benar-benar kehilangan sosok pemimpin sejati,” tutur Zubby.
Hj Maskinah lahir pada 24 November 1940. Dari pernikahannya dengan H Farid Ridwan, dikaruniai lima anak. Empat laki-laki dan seorang perempuan, yakni Nuruddin, Nurul Yaqin, Abdul Rohman, Fahmi Zakki, dan Lili Nailufary. Selamat jalan pejuang dakwah Aisyiyah! (*)
Penulis Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post