PWMU.CO– Upacara virtual digelar SMP Muhammadiyah 7 Dupak Jaya Surabaya memperingati kemerdekaan RI ke-76 di halaman sekolah, Selasa (17/8/2021).
Acara di sekolah dihadiri guru dan karyawan. Sementara seluruh murid mengikuti upacara virtual lewat Zoom di rumah masing-masing. Kepala Sekolah Ustadz Imam Sapari MPdI sebagai pembina upacara.
Petugas upacara ditangani guru. Seperti pembaca teks Pembukaan UUD 1945, pemimpin upacara, pembacaan Proklamasi, dan pembaca doa.
Ustadz Imam Sapari menyampaikan tujuh amanat ketika sambutan pembina upacara. Sebagai pembuka pidato dijelaskan dua ciri generasi lemah yang dijelaskan al-Quran. Ciri tersebut termaktub dalam al-Quran surat Maryam (19) ayat 59.
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
”Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya. Mereka kelak akan menemui kesesatan.”
Ditegaskan, dua kriteria generasi lemah dalam ayat tersebut yaitu menyia-siakan shalat dan mengikuti hawa nafsu.
Setelah itu Imam Sapari menyampaikan tujuah amanat untuk murid-murid dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Pertama, belajar dan menuntut ilmu
Allah ta’ala berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al Mujadilah: 11).
”Iman tanpa didasari ilmu yang terjadi adalah ngawur, sesat dan bid’ah. Ilmu tanpa didasari iman maka yang terjadi adalah maksiat, durhaka, sak karepe dewe serta medatangkan kemurkaan,” tandasnya.
Maka, sambung dia, dibutuhkan dua variabel penting yaitu ilmu dan iman. Tidak ada cara lain, untuk menumbuhkan iman dan ilmu adalah dengan cara belajar. Lebih baik menangis sekarang dalam belajar karena kelelahan daripada nanti atau esok menangis karena menanggung kebodohan.
Kedua, ikut berperan aktif dalam kegiatan organisasi dan kegiatan sosial. Aktif di Persyarikatan, contoh IPM. Aktif di karang taruna.
Ketiga, mencintai produk-produk Indonesia. Keempat, mencintai kesenian dan budaya bangsa. Kelima, ikut serta dalam mempertahankan NKRI dengan cara menghindari disharmonisasi dan bermedsos dengan cara yang bijak.
Keenam, memiliki semangat berwirausaha. Ketujuh, menjadi pribadi yang bermanfaat. ”Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat untuk manusia dan alam sekitarnya,” tuturnya.
Menurut dia, tujuh amanat ini menjadi landasan pembelajaran di SMP Muhammadiyah 7 yang bertagline Sekolahnya Para Pemimpin. Para siswa dan guru diharapkan bisa menjalankan dalam kehidupannya. (*)
Penulis Muhammad Rukhan Asrori Editor Sugeng Purwanto