PWMU.CO – Berjuang di Nasyiah tidak mudah dan murah. Tapi perlu kesungguhan, kerja keras yang tinggi, dan kerelaan hati untuk mewujudkan khidmat kita sebagai perempuan muda Muhammadiyah.
Hal itu ditegaskan Aini Sukriyah MPdI, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur pada Milad Ke-93 Nasyiatul Aisyiyah yang digelar Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Lamongan via Zoom Cloud Meetings, Ahad (29/8/2021).
Menurut Aini, kerja-kerja Nasyiatul Aisyiyah dan Muhammadiyah adalah kerja yang ikhlas, kerja yang profesional, sehingga itu menjadi kekuatan besar bagi Nasyiatul Aisyiyah (NA) untuk mewujudkan visi misinya dalam meraih ridha Allah SWT.
“Nasyiah dalam khidmatnya sebagai perempuan dan dalam gerakan dakwah harus kembali mengingat bahwa dalam memilih metodelogi dakwah akan membentuk peradaban tersendiri di masyarakat, terutama bagi kalangan perempuan dan anak,” katanya.
Menurut Aini, sudah seharusnya kader Nasyiah memikirkan formulasi metodologi ilmu dakwah dan tabligh untuk memberikan risalah nilai-nilai kehidupan dari segi agama maupun ilmu lainnya, agar ke depan mampu mengubah keadaan.
“Sebagaimana dulu Kiai Haji Ahmad Dahlan dengan mengusung gerakan antikemiskinan, antikebodohan. Sehingga bagaimana kita bisa mengusung gerakan-gerakan di Nasyiatul Aisyiyah kita tercinta ini,” tuturnya.
Wujudkan Masyarakat Islam Sebenar-benarnya
Aini mengatakan, dengan adanya kegiatan tabligh, ke depan diharapkan timbul perkembangan yang terjadi di Lamongan dan di masyarakat umumnya.
“Semoga peradaban yang terbaik, masyarakat yang terbaik, dapat terwujud sesuai dengan yang kita harapkan sebagaimana cita-cita Muhammadiyah yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” katanya.
Aini mengajak seluruh kader Nasyiatul Aisyiyah Lamongan untuk menjaga prinsip-prinsip komunikasi dalam berdakwah dengan menjaga perkataan yang baik, lembut, dan penuh kemuliaan.
“Karena dengan prinsip perkataan yang karimah, perkataan yang ma’rifah yaitu menjaga tutur kata yang benar, lurus, jujur dapat membekas pada jiwa sasaran kita,” ucapnya.
Dalam kaitannya tentang khidmat sebagai perempuan, menurut Aini, kader Nasyiah harus bisa memberikan manfaat, menjadi sarana auto kritik baik dalam internal maupun eksternal Muhammadiyah serta saling menasihati dalam kebenaran dan ketaqwaan.
“Kita bisa menjadi pengawas sosial, menjaga lingkungan sekitar, mengembangkan keilmuan di Nasyiatul Aisyiyah. Karena ilmu tanpa amal bagaikan anai-anai yang bertebangan. Sehingga sangat penting bagi kita di Nasyiatul Aisyiyah untuk membangun keilmuan, menyejahteraan umat, memberdayakan masyarakat supaya lebih produktif,” tandasnya.
Untuk itu, Aini berpesan kepada seluruh kader Nasyiah Lamongan untuk tidak berhenti belajar.
“Teruslah mencari ilmu, baik di dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat. Belajar bersama ulama, bersama pimpinan-pimpinan Muhammadiyah maupun pimpinan di jajaran Pemerintah Kabupaten Lamongan. Hal ini dalam rangka agar Nasyiah semakin cerdas dalam bekerja,” tandasnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni