PWMU.CO– Guru tamu virtual menjadi pembelajaran baru di Sekolah Kreatif Baratajaya. Siswa dikenalkan sesuatu dan cara pembuatannya. Kali ini mengenal cara membuat legen dan kerupuk.
Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya yang dikenal Sekolah Kreatif Baratajaya mengadakan program Guru Tamu Virtual ke industri rumahan pembuatan minuman legen dan kerupuk. Pilihan ini sesuai dengan tema Ketahanan Pangan yang berlangsung di pembelajaran tema II.
Kegiatan ini diadakan di Panyuran Tuban, Kamis (16/9/2021), yang diikuti seluruh siswa kelas VI via Zoom Meetings Cloud. Ada guru di lokasi untuk menjadi pemandu dan pewawancara narasumber.
Petani legen Panyuran, Pak Arif menjelaskan, legen berasal dari pohon siwalan. Dari pohon siwalan itu menghasilkan bunga bogor jantan dan betina. Umumnya yang dipakai menjadi legen itu bunga jantan karena tidak bisa jadi buah. Kalau terpaksa bunga betina juga diambil niranya.
Ia menambahkan, untuk menjadi minuman legen dibutuhkan beberapa proses. ”Pertama, bunga siwalan dibersihkan lalu ujungnya dipotong. Tujuannya agar air niranya keluar,” tuturnya.
Kedua, air nira yang keluar ditampung dalam tabung bambu yang dinamakan bethek. Kalau menyadap nira dari bunga jantan lamanya satu setengah hari. Jika bunga betina bisa sampai dua setengah hari. Ketiga, air nira yang keluar dari bunga terkumpul di bambu itu dinamakan legen.
Air legen bisa langsung diminum rasanya sangat segar dan nikmat. Dapat pula dimasak hingga mendidih dan mengental dijadikan gula aren.
Pembuatan Kerupuk Bawang
Pelajaran selanjutnya menuju home industry kerupuk bawang. Bentuknya bulat melingkar-lingkar keriting seperti banyak dijual pedagang kerupuk keliling atau dititipkan di warung.
Pemilik usaha kerupuk, Sutrisno, menerangkan, cara membuat kerupuk di tempatnya masih manual tanpa menggunakan mesin.
Keistimewaan kerupuk produksinya lebih gurih. Kriuukkk banget. Rasa bawangnya lekat di lidah daripada kerupuk lainnya. ”Para konsumen banyak yang mencari kerupuk ini karena gurihnya,” katanya.
Kemudian ia menjelaskan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kerupuk bawang dan cara mengolahnya. Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu pati, tepung terigu, dan bawang putih dihaluskan. Semua bahan diaduk sampai rata.
Kemudian adonan dicairkan dengan menambah air. Cairan adonan dimasukkan wadah yang diletakkan di atas. Di bawah wadah ada lubang tempat keluar adonan cair. Para pekerja di bawahnya menampung kucuran adonan itu dicetak jadi kerupuk kembang dengan cara memutar-putar.
Kerupuk mentah diletakkan di atas rak bertumpuk-tumpuk. Kerupuk dalam rak itu lantas dikeringkan sebentar dengan dimasukkan ke oven besar. Setelah itu dijemur sampai kering. Kemudian dioven lagi. Baru setelah itu digoreng.
Setelah mendapat penjelasan dari narasumber, siswa diberi waktu bertanya untuk pendalaman. Usai pelajaran, siswa diminta mengumpulkan tugasnya. Siswa mendapatkan reward atas partisipasinya dalam mengikuti dan membuat laporan.
Variasi Belajar Daring
Kepala Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya, Suyono SSi, mengatakan, kegiatan Guru Tamu Virtual ini kegiatan yang paling dinantikan siswa-siswi sekolah kreatif. Karena di masa pandemi sehingga pembelajaran dilakukan secara daring.
”Meskipun tidak bisa dilakukan secara langsung, kegiatan ini tetap menyenangkan meski dilakukan secara virtual,” terangnya.
Ia menambahkan, kegiatan Guru Tamu Virtual ini yaitu para guru pengampu berkunjung pada narasumber langsung, sedangkan para siswa mengikuti penjelasannya lewat zoom meeting.
”Tujuan dari kegiatan ini agar pembelajaran lebih bervariasi selama daring, anak-anak selalu bersemangat belajarnya, dan menambah wawasan dengan belajar pada narasumber aslinya,” katanya. (*)
Penulis Yono, Riska Oktaviana Editor Sugeng Purwanto