PWMU.CO– Buka puasa yang diadakan oleh gereja untuk umat Islam menjadi topik perbincangan dalam dialog kerukunan umat beragama yang diadakan oleh FKUB di Hotel Tugu Kota Malang, Sabtu (25/9/2021).
Pertanyaan muncul dari Romo Peter Bruno Sarbini yang menceritakan undangan buka puasa gereja untuk umat Islam ternyata tidak semua hadir. Dia menanyakan kedudukan buka puasa menurut ajaran agama Islam.
Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragaman) Kota Malang, KH Taufik Kusuma, menjelaskan, buka puasa merupakan ibadah bagi umat Islam. Itu jangkauannya dengan ibadah puasa.
”Karena itu saya sampaikan kepada para pendeta , para romo agar tidak mengundang kami untuk berbuka puasa bersama. Kalau toh ingin mengundang kami umat Islam untuk makan ya diundang saja makan malam jangan buka bersama,” ujar Taufik Kusuma.
Menurut Taufik, implementasi dari toleransi itu saling menghormati keyakinan agama masing-masing, saling menghormati ibadah agama masing-masing. Saling menjaga tidak saling mengganggu.
”Jadi mohon dipahami bila kami tidak hadir kalau ada undangan buka puasa dari gereja. Sebaiknya memang tidak mengundang buka puasa, karena itu ibadah kami umat Islam,” ujar Taufik.
Kemudian Pak Taufik menegaskan, intinya wujud dari toleransi itu lakum diinukum waliyadiin, bagimu agamamu, bagiku agamaku. Sudah ibadah sendiri-sendiri.
Dalam sesi sebelumnya Taufik Kusuma menyampaikan sangat penting untuk membangun komunikasi supaya kerukunan di Kota Malang terus terjaga.
Dia menuturkan, dialog menghindari bahasan keimanan dan peribadatan, sebab hal tersebut sudah paten menjadi urusan agama masing-masing.
Taufik mengajak semua tokoh agama fokus pada bahasan implementasi moderasi beragama dalam harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Ketua PDM Kota Malang periode 2000-2005 itu agama mencakup seluruh bidang garap manusia secara garis besar ada tiga macam.
Pertama, hubungan manusia dengan tuhannya. ”Ini perlu kita perkuat masing-masing,” katanya. Kedua, hubungan dengan sesama manusia. ”Di mana ini perlu kita perbaiki dan jaga bersama,” ujar Taufik.
Ketiga, hubungan dengan lingkungan. ”Ini juga perlu kita perbaiki dan jaga bersama dalam berbangsa dan bernegara, khususnya di Kota Malang,” tuturnya.
Dialog kerukunan umat beragama menghadirkan dua narasumber Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edy Jarwoko dan Romo Peter Bruno Sarbini SVD, dosen Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang. (*)
Penulis Uzlifah Editor Sugeng Purwanto