Mencintai Nabi, Buktikan dengan Ini oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota Pasuruan.
PWMU.CO– Mencintai Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bagi kaum muslim itu wajib. Tapi apakah harus dengan merayakan maulid Nabi? Tidak harus.
Ungkapan rasa cinta dan syukur yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw seperti dalam hadits ini.
لَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِي، تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فِإِن كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٍ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ
Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para khulafaur-rasyidin yang diberi petunjuk setelahku, pegang teguhlah ia, gigitlah dengan gigi geraham, hindarilah oleh kalian segala perkara yang diada-adakan, karena setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat. (HR Ahmad dan ashabussunan, dan disahihkan oleh Tirmidzi, Hakim dan Dzahabi)
Mencintai Nabi saw dengan mengikuti sunnah dapat dilakukan dengan cara seperti ini
1. Mengutamakan
Nabi Muhammad adalah makhluk pilihan dari Allah ta’ala karena itu pantas diutamakan. Rasulullah berkata:
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِى هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِى مِنْ بَنِى هَاشِمٍ
Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah yang terbaik dari keturunan Ismail. Lalu Allah pilih Quraisy yang terbaik dari Kinanah. Allah pun memilih Bani Hasyim yang terbaik dari Quraisy. Lalu Allah pilih aku sebagai yang terbaik dari Bani Hasyim. (HR Muslim No. 2276)
2. Membenarkan perkataan Nabi.
Percaya bahwa Nabi itu maksum. Terjaga perilaku dan bicaranya dari dosa, dusta, dan fitnah. Karena itu kaum muslim membenarkan segala yang dikabarkan tentang perkara yang telah berlalu, sekarang, dan akan datang. Karena Allah Ta’ala berfirman,
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى (١)مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى (٢)وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (٣)إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى (٤)
Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan. (An Najm: 1-4)
3. Beradab di sisi Nabi
Di antara bentuk adab kepada Nabi adalah memuji dengan pujian yang layak baginya. Seperti pujian Allah kepadanya dengan shalawat dan salam. Nabi bersabda:
الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
Orang yang bakhil (pelit) adalah orang yang apabila namaku disebut di sisinya, dia tidak bershalawat kepadaku. (HR Tirmidzi No. 3546 dan Ahmad 1/201)
4. Ittiba’ (Mencontoh)
Allah taala berfirman dalam surat Ali Imron: 31
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣١)
Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu berkata,
اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ
“Ikutilah, janganlah membuat bid’ah. Karena (ajaran Nabi) itu sudah cukup bagi kalian. Semua amalan yang tanpa tuntunan Nabi adalah sesat. (Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 8770)
5. Berhakim kepada ajaran Nabi
Berhukum dengan ajaran Nabi salah satu prinsip mahabbah (cinta) dan ittiba’ atau mengikuti Nabi saw.
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (٦٥)
Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa’: 65)
Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, ”Setiap orang yang keluar dari ajaran dan syariat Rasulullah maka Allah telah bersumpah dengan diri-Nya yang disucikan, bahwa dia tidak beriman sehingga ridha dengan hukum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala yang diperselisihkan di antara mereka dari perkara-perkara agama dan dunia serta tidak ada dalam hati mereka rasa keberatan terhadap hukumnya.” (Majmu’ Al Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 28/471)
6. Membela Rasulullah
Membela dan menolong Rasulullah saw adalah salah satu tanda kecintaan dan pengagungan. Allah taala berfirman,
لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (٨)
Bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al Hasyr: 8)
7. Membela Ajaran Nabi
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ فَرُبَّ مُبَلِّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ
Semoga Allah memberikan kenikmatan pada seseorang yang mendengar sabda kami lalu ia menyampaikannya sebagaimana ia mendengarnya. Betapa banyak orang yang diberi berita lebih paham daripada orang yang mendengar. (HR Abu Daud No. 3660, At Tirmidz No. 2656, Ibnu Majah no. 232 dan Ahmad 5/183)
8. Menyebarkan Ajaran Nabi
Di antara kesempurnaan cinta dan pengagungan kepada Nabi saw ialah berkeinginan kuat untuk menyebarkan ajarannya. Nabi bersabda
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat. (HR Bukhari No. 3461)
Editor Sugeng Purwanto