PWMU.CO – Orangtua Mengajar di SD Mugeb bahas pentingnya prokes (protokol kesehatan). SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik mengundang wali siswa untuk menjadi guru di sekolah dalam program Orangtua Mengajar bertema “Menerapkan Protokol Kesehatan di Sekolah”, Jumat (5/11/21).
Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid di Averroes Hall SD Mugeb ini menghadirkan pembicara dr Dhias Rizky Wawantika, orangtua Athaillah Ziyyan Wafirazky, siswa kelas IV-Papua.
Di hadapan para siswa kelas IV, dr Dhias Rizki Wawantika menyampaikan tentang proktokol kesehatan di sekolah. Dipandu putranya, Riris, sapaan akrab dr Dhias mengaku terkesan dan bangga bisa mendapat kesempatan dalam ini.
Siswa Santun
Dalam sambutannya, Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi mengatakan, kegiatan ini dapat meningkatkan hubungan yang erat antara siswa, orangtua, dan sekolah. Ari, sapaan akrabnya, berpesan kepada anak-anak untuk memanfaatkan waktu dalam belajar.
“Karena masih diberi Allah kesehatan kita manfaatkan untuk belajar. Belajar tidak hanya membaca buku, tidak hanya mendengarkan nasihat ustadz-ustadzah tapi juga memanfaatkan indra kita untuk berbuat baik,“pesannya kepada siswa sebelum memulai kegiatan.
Ari juga mengingatkan siswa agar mengucapkan shalawat kepada Rasulullah karena Rasul adalah teladan bagi kita semua. Dia memberi contoh sederhana bagaimana mengucapkan salam kepada dr Dhias Rizky Wawantika.
“Ayo anak-anak ucapkan salam untuk Bu Dokter. “Assalamualaikum Bu Dokter….?” sapa anak-anak bersamaan.
“Tidak usah teriak-teriak tapi lemah lembut menyapanya ya,” ungkap Ari.
Anak-anak pun mengulangi lagi salamnya. Begitulah cara Ari yang jago dongeng mengajak anak-anak untuk mengucap salam kepada dokter Riris. Katanya, anak Mugeb itu harus santun kalau menyapa, ramah, dan tidak teriak-teriak.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Erna Achmad MPd, mengatakan sudah lama tidak ada kegiatan ini karena pandemi. Menurutnya, perlu sekali mendatangkan orangtua karena anak-anak juga kangen dengan kegiatan seperti ini.
“Perlu sekali menerapkan protokol kesehatan dengan mendatangkan motivasi dari orangtua. Tentunya anak-anak akan termotivasi,” katanya.
Pentingnya Masker dan 6M
Untuk memulai materinya, Riris menanyakan ke siswa tentang apa itu 6M. “Apa itu 6M? Udah diterapkan belum di rumah dan di sekolah?” tanyanya di depan siswa.
Riris kemudian memberikan contoh memakai masker yang benar dan yang salah. Menurutnya, memakai masker harus tertutup semua. Pakai masker harus benar-benar menutup hidung dan mulut, supaya tidak terpapar Covid-19. “Kalau ada yang sakit ketemu yang sakit masker ini luar biasa sebagai ikhtiar kita biar tidak tertular penyakit,” imbuhnya.
Selanjutnya, Riris memberikan penjelasan tentang bagaimana pencegahan penularan Covid-19. “Gimana cara pencegahan penularan Covid-19 di sekolah ya? Caranya yaitu terapkan 6M di sekolah. Apa saja sih 6M itu? Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik minimal satu meter, membatasi mobilitas, menghindari keramaian atau kerumunan, dan menghindari makan bersama,” jelasnya.
Dia menerangkan, untuk risiko penularannya, jika orang sakit tanpa masker bertemu orang sehat tanpa masker maka penularannya 100 persen. Jika orang sakit tanpa masker bertemu dengan orang sehat pakai masker resiko penularan 70 persen. Jika orang sakit pakai masker bertemu orang sehat tanpa masker penularannya 5 persen, sedangkan jika orang sakit pakai masker bertemu dengan orang sehat pakai masker risiko penularannya 1,5 persen,” sambungnya menjelaskan.
Setelah menjabarkan itu Riris menegaskan, “Siapkah untuk menerapkan 6M?”
Di akhir acara, Riris memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberi hadiah berupa masker. (*)
Penulis Kaiisnawati Editor Mohammad Nurfatoni