PWMU.CO – Dari desa terpencil yang ada di lereng Gunung Anjasmara, H Suheri akan terbang ke Singapura. Lho, apa yang membuat dia mendapat kesempatan berlibur ke luar negeri tersebut? Ternyata sederhana: rumah sehat.
Rumah H Suheri yang terletak di Dusun Krajan, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, dinobatkan oleh Kementrian Pariwisata sebagai juara rumah sehat tingkat nasional. Atas prestasi itu, dia–dengan didampingi Kepala Desa Pujon Kidul Udi Hartoko–diganjar pemerintah untuk berlibur ke Singapura selama sepakan pada tanggal 16-21 Januari mendatang. Desa Pujon Kidul sendiri adalah Juara 1 tingkat nasional Desa Pro Iklim.
(Baca: Kepala Desa yang Aktivis Muhammadiyah Ini Berhasil Sulap Desa Pujon Kidul Jadi Wisata Edukasi)
Sayang H Suheri dan Udi Hartoko tidak bisa ditemui. “Beliau berdua sedang mengurus paspor ke Surabaya,” kata Khusnul, istri Kepala Desa Pujon Kulon, yang sekaligus Ketua PKK, kepada pwmu.co, Jumat (23/12) sore.
Khusnul menjelaskan resep keberhasilan H Suheri meraih juara adalah kemampuan memenuhi standar 11 P kriteria rumah sehat. Yaitu, pager (pagar), pasamon (ruang tamu), pemean (jemuarn), padaringan (tempat beras), paceren (saluran air/got), pelataran (halaman depan), pakiwan (MCK), paturon (kamar tidur), pawuhan (tempat pembuangan sampah), pekarangan (halaman belakang), dan pawon (dapur).
(Baca juga: Resign dari Karyawan, Lebih Nyaman Jadi Tukang Parkir: Sisi Lain Desa Wisata Pujon Kidul)
Pimpinan Ranting Aisyiyah Pujon Kidul itu mengatakan, kriteria 11 P itulah yang menjadi penentu rumah sehat. “Di Pujon Kidul sendiri tiap tahun diadakan lomba lingkungan dan rumah sehat. Ini sangat memudahkan dalam memilih mana rumah yang akan mewakili di tingkat selanjutnya bila ada lomba,” kata dia.
Menurutnya, sosialisasi dalam memberikan informasi edukasi pada tiap rumah dilakukan rutin tiap pekan dengan pemasangan slogan–slogan seperti imbauan untuk tidak merokok di dalam rumah, pemeriksaan jentik–jentik nyamuk, juga kerja bakti tiap hari minggu. “Pencahayaan dan sirkulasi udara juga sangat menentukan kesehatan akan sebuah rumah.”
(Baca juga: Pemuda yang Suka Mabuk-mabukan Itu, Kini Ikut Harumkan Nama Desa Wisata Pujon Kidul)
Alumnus UMM ini juga menjelaskan bahwa untuk standar kesehatan rumah , sebaiknya rumah menghadap ke utara atau ke selatan. “Rumah yang menghadap langsung sinar matahari itu kurang baik. Lebih-lebih lagi jangan sampai menghadap ke barat, karena sinar matahari pada sore hari tidak baik untuk kesehatan.
“Kecuali ada tanaman pohon yang bisa menghalangi sinar langsung masuk ke rumah.” Selain itu, kata Khusnul, kepiawaian dalam pengelolaan halaman dan pekarangan untuk menjadikan sudut indah dan produktif juga sangat menentukan.
(Baca juga: Dengan SPP Rp 15 Ribu, Berapa Gaji Guru TK Asiyiyah Bilingual yang Ada di Balik Gunung ini?)
Yang tak kalah penting, ungkap Khusnul, rumah dikatakan sehat itu apabila penghuninya mengamalkan hablum mina naas. “Maksudnya, selain baik dengan semua orang, di dalam rumah tidak boleh ada kekerasan, apalagi perceraian.” Jika konsep “baiti jannatii“ benar–benar diterapkan, kata Khusnul, insyallah kebahagiaan akan tercapai. “Dan bonusnya, pergi ke Singapura.”
Beberapa rumah sehat disiapkan menjadi homestay (penginapan) bagi para pelancong yang mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul–yang terkenal dengan Cafe Sawahnya itu. Selamat berkunjung!(Uzlifah)