We are the Champion oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.
PWMU.CO– We are the Champion, lagu itu sudah sering saya dengar. Tapi hari itu sungguh sangat terkesan. Nggak tahu siapa yang memilihnya saat acara foto bareng sama kedua pengantin, Max dan Tri, anak teman IPB angkatan 1979.
Ketika kita semua teman angkatan Gelatine+ IPB satu per satu naik tangga menuju stage. Acara itu di hotel bintang lima terkenal di Surabaya.
Saya sudah biasa masuk hotel bintang lima waktu seminar. Kali ini baru bisa menikmati suasananya yang lebih santai dan nyaman. Beda banget saat ikut acara pelatihan, seminar dan sejenisnya.
Apalagi saya beserta Bu Nurhayati, isteri saya, menempati meja Las Vegas yang dekat banget dengan salon audio yang nggak tahu berapa ribu watt kekuatannya karena bunyi jedhag jedhug basnya serra bunyi drumnya terasa banget menggetarkan dada.
Jadi teringat dulu waktu kuliah dapat tiket gratis dari Mas Zainal, kakak kelas di asrama Ekasari IPB nonton konser Cockpit Band. Menampilkan lag-lagu Queen yang kekuatan audionya juga jedhag jedhug seperti kemarin.
Jadi terasa mengembalikan semangat menjadi seperti usia mahasiswa, usia belasan atau 20-an tahun.
Lalu apa hubungannya dengan lagu We are the Champion?
Itulah yang menjadi perhatian saya. Bukan isi lagu itu atau pesan lirik lagu itu karena saya tidak begitu paham bahasa Inggris he he…..Tapi dari judul lagu itu, selain lagunya enak didengar dinikmati.
Bayangkan ketika kita satu per satu naik stage dengan setting suasana yang indah serta audio yang mantap tanpa noise sedikitpun terasa seperti sang juara yang siap menerima trofi juara dan pengalungan medali. Pasti senang dan bangga.
Saat itu sungguh terpikir bagaimana kita bisa lulus, bisa keluar menjadi the champion…..ya menjadi juara.
Usia kita semua tentu sudah tidak muda lagi. Usia menjelang finish. Walau sesungguhnya seseorang mencapai finish tidak harus dengan usia tua, karena semua semata atas kehendaknya tentu bisa juga saat usia muda.
Persoalannya adalah bagaimana ketika saat finish kita menjadi juara….permainan telah selesai, kompetisi telah berhenti, telah berakhir.
Ada pelajaran sangat menarik bagaimana seorang pelari cepat bisa keluar menjadi juara, menjadi pemenang, maka saat beberapa langkah menjelang detik-detik akhir mereka pasti melakukan sprint dengan cara menyorongkan badannya ke depan yang dengan begitu dipaksa lebih mempercepat speed.
Iya betul, agar keluar menjadi the champion setiap pelari cepat harus melakukan sprint oleh karena itu mereka para juara pelari cepat disebut sprinter.
Ketika usia sudah tidak muda lagi, usia menjelang finish bagaimana kita bisa melakukan sprint? Padahal fisik tentu sudah mulai rapuh, sedang pikiran juga sudah tidak sekuat daya ingatnya seperti masih muda dulu.
Seringkali kita melupakan nikmat yang begitu besar dariNya yaitu nikmat kesempatan dan kesehatan. Dengan kedua nikmat tersebut kita masih bisa berbagi dan menebar manfaat kepada masyarakat, kepada sesama anak bangsa.
Dengan karunia kesehatan dan kesempatan itu pula kita bisa memaksimalkan upaya berbagi dan menebar manfaat kepada sesama atas kelebihan pengetahuan, kekuatan fisik serta karunia harta yang kita miliki yang kesemuanya adalah atas karunia/pemberianNya.
Jadilah the champion, jadilah sang pemenang, jadilah sang juara di mana setiap orang siapapun kita pasti menginginkannya dengan melakukan sprint dengan lebih meningkatkan speed dalam berbagi dan menebar manfaat kepada sesama.
Sahabat, seperti halnya dicontohkan oleh sang sahibul hajat yang begitu semangat luar biasa berbagi serta menebar manfaat untuk kita semua. Kita semua sebagai tamu undangan diinapkan di hotel berbintang gratis.
Bahkan ketika kita pulang masih diberi oleh-oleh cendera mata yang berkelas. Sebagian yang belum balik pulang masih ditraktir makan siang di restoran bergengsi di Surabaya. Sungguh luar biasa sang tuan rumah berupaya menghormati dan memuliakan tamu-tamunya.
Sungguh banyak pelajaran teladan kebaikan yang bisa kita dapatkan dari sekeliling kita, tentu ketika kita punya indera, punya pikiran dan hati yang terbuka yang mampu menangkap sinyal kebaikan dari manapun datangnya.
Tetap semangat berbagi dan tebar manfaat. Sehat kuat selamat sukses dan berkah. Salam takzhim.
Editor Sugeng Purwanto