PWMU.CO– Masjid Al Mufidah Jl. Ketintang No. 45 Surabaya terpilih sebagai juara 2 lomba Manajemen Administrasi dan Kemakmuran Masjid memperingati milad Muhammadiyah ke-109.
Lomba ini diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya. Pemenang pertama Masjid Gunungsari Indah di perumahan Gunungsari Indah Blok W-13-15.
Masjid Al Mufidah punya slogan Makmur Masjite, Makmur Jamaahe yang menjadi spirit kuat untuk diwujudkannya. Masjid ini dikelola oleh PCM Wonokromo.
Dr Imam Syaukani MA, salah satu juri lomba, menyampaikan, di antara alasan Masjid Al Mufidah menjadi juara 2 adalah visi, program, tertib administrasi, dan manajemen keuangannya bagus sesuai PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan).
”Ada trust dari jamaah,” katanya. Mulai 2016 masjid ini memberikan reward umrah kepada 3-4 jamaah setiap tahun. Pemberian hadiah umrah dengan biaya besar ini bisa dilakukan jika ada dana. Dana akan cukup jika ada kepercayaan dari jamaah untuk menitipkan donasinya.
”Para donatur akan percaya jika keuangan di-manage secara baik, transparan, dan akuntabel,” ujar Imam Syaukani, anggota Majelis Tarjih PDM Kota Surabaya ini.
Ketua Takmir H. Tohari menjelaskan, selain program umrah masih banyak program lain yang dilakukan. Di antaranya pemberdayaan ekonomi jamaah, beasiswa bagi jamaah/putra-putri jamaah yang tidak mampu. Bantuan modal kerja, pinjaman dana bergulir, dan pembinaan muallaf.
”Bantuan modal usaha ini efektif untuk menguatkan jamaah. Bantuan yang kami berikan antara Rp 2-3 juta per orang. Ada survei lebih dulu. Mereka tidak harus mengembalikan. Kalau ada hasil, mereka cukup berinfak ke masjid. Dari infak ini kami kumpulkan. Jika sudah cukup, kami bantukan untuk jamaah yang lain,” ujar Tohari saat presentasi didampingi takmir H. Raufik dan Hussam, pengurus Remaja Masjid.
Menurut dia, dengan program ini ternyata jamaah semakin percaya kepada masjid. ”Ketika kami ingin renovasi, pengadaan AC, dan kelengkapan sarana lainnya, kami umumkan kepada jamaah, hanya beberapa saat sudah banyak yang menyumbang, sehingga kebutuhan anggaran ini telah tertutup tanpa mengambil uang kas,” tutur pensiunan Telkom ini.
Termasuk hadiah umrah bagi yang aktif shalat berjamaah, ikut kajian rutin, tadarus, dan kegiatan masjid lainnya dananya dari pengumpulan infak.
”Menariknya, jamaah yang tidak mampu juga ikut infak umrah. Alasannya kalau saya tidak bisa umrah minimal bisa membantu orang yang akan umrah supaya saya dapat pahala dari umrah,” kata Tohir yang juga Ketua Kantor Layanan Lazismu PCM Wonokromo.
”Sayangnya dalam dua tahun ini kita tidak bisa memberangkatkan karena pandemi Covid-19, sehingga kami fokuskan memberikan sembako bagi jamaah dan warga terdampak, paket isoman bagi yang terpapar, dan peduli ustadz-mubaligh. Insyaallah setelah pandemi berakhir, kami adakan reward umrah lagi, ” pungkasnya. (*)
Penulis Munahar Editor Sugeng Purwanto