PWMU.CO – Sejak berdiri pada tahun 1912, Persyarikatan Muhammadiyah telah mendeklarasikan diri sebagai gerakan dakwah Islam yang berbasis pada penguatan kaderisasi. Karenanya, Drs M Nurul Humaidi M Ag menegaskan penting bagi Muhammadiyah untuk senantiasa melakukan penguatan kaderisasi disemua lini. Sahingga kader-kader Muhammadiyah siap menghadapi tantangan global.
”Kader-kader Muhammadiyah harus cerdas, tangguh dan kuat dalam segala situasi maupun kondisi. Kapanpun dan di manapun itu?,” ujar Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang dalam pengajian akhir tahun 2016 yang diadakan oleh Majelis Tabglih PCM Gondanglegi , di Masjid Al Azhar, Sabtu (31/12) malam.
(Baca: Majelis Ta’lim dan Pengajian adalah Ciri Khas Dakwah Muhammadiyah yang Harus Diperkuat Lagi)
Lebih lanjut Nurul menekankan, sebagai kader Muhammadiyah yang cerdas, maka segala perilaku kader Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat harus lebih diperhatikan lagi. ”Kader Muhammadiyah harus pandai dalam berfikir dan berucap serta bisa menempatkan diri dengan berprilaku yang baik di masyarakat yang majemuk ini,” pesannya
Nurul mengingatkan kepada jamaah pengajian dari tiga PCM (Gondanglegi, Pagelaran, dan Turen) agar senantiasa bisa membaca dan menyikapi situasi yang ada dengan mendasarkan pada ayat Al-qur’an dan tuntunan Rasulullah SAW. Terutama saat menyikapi momen Natal dan tahun baru Masehi kali ini.
(Baca juga: 3 Kiat Menyiasati Waktu agar Berkah)
”Aqidah kader Muhammadiyah harus terus diperkokoh dan tidak boleh goyah sedikitpun. Jika sedikit saja goyah, maka bangunan aqidah kader akan ambruk dan hanyut mengikuti ajaran sesat yang berkembang di era globalisasi ini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat ini Persyarikatan Muhammadiyah juga telah merumuskan berbagai macam pola perkaderan yang hampir menyentuh segala lini. Maka dari itu, kita (pimpinan) harus sadar bahwa roh dari Persyarikatan Muhammadiyah adalah kader itu sendiri.
”Karenanya, sebagai organisasi Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah harus mampu mencetak kader yang senantiasa siap dalam menghadapi tantangan dakwa. Terutama dakwah di era global seperti saat ini,” tuturnya.
(Baca ini juga: 6 Strategi agar Muhammadiyah Bisa Menangkan Persaingan di Era MEA)
Lebih lanjut Nurul mengatakan, sudah sewajarnya jika pimpinan di masing-masing level juga harus pandai-pandai dalam menyiasati pola-pola perkaderan yang sesuai dengan kondisi kader di daerahnya. Terlebih harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
”Karena dari situlah akan didapatkan kualitas kader yang mumpuni untuk dapat menjalankan roda Persyarikatan Muhammadiyah kedepan. Khususnya dalam menghadapi tantangan global,” pungkasnya. (izzudin/aan)