Tantangan Pembiasaan
Dia lantas mengingat saat Berlian School berdiri tahun 2009 yang lalu. Para guru perintis—termasuk kepala sekolah Berlian School pertama almarhumah Idayanti SPd—berharap ada budaya panggilan ustad-ustadzah. “Ayo kita awali Berlian School dengan panggilan ustad dan ustadzah,” cerita dia.
Setelah Berlian School menerapkan budaya itu, Majelis Dikdasmen pun mengimbau tiga sekolah Mugeb School lainnya untuk menerapkan budaya panggilan serupa.
Fony mengungkap penerapan itu tak terlepas dari tantangan. “Membalikkan lidah dari ‘Pak-Bu’ anak-anak itu luar biasa usahanya,” ujarnya.
Meskipun, kata Fony, setiap saat para guru tetap mengarahkan siswa untuk memanggilnya dengan ustad atau ustadzah. Menurutnya, siswa SD lebih mudah diarahkan memanggil ustad-ustadzah. Apalagi jika dari TK Islam yang terbiasa memanggil ustadz-ustadzah.
“Tapi anak SMP lebih susah diarahkan karena enam tahun di SD biasa memanggil Pak dan Bu,” tambah Kepala SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik itu.
“Wali murid malah memanggilnya double, Bu Ustadzah,” ucap Fony sambil tertawa, diikuti tawa peserta di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah Golokan itu, Jumat (31/12/21) pagi.
Kepala SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik Fauzuddin Ahmad menambahkan, dari Mugeb Care ketiga ini bisa ada hal baru berupa panggilan ustadz-ustadzah yang diterapkan di sekolah Muhammadiyah Golokan.
“Mulai sekarang kita panggil ustadz-ustadzah. Kita benahi diri sebagai pribadi yang Islami. Kalau murid harus hafal juz 30, gurunya juga,” ajak Ahmad.
Walaupun tidak berceramah, kata Ahmad, kita mulai dipanggil ustadz-ustadzah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni