Petilasan Jenderal Soedirman Jadi Saksi Raker Majelis Dikdasmen PDM Gresik, laporan Mardliyatul Faizun kontributor PWMU.CO dari Gresik.
PWMU.CO – Tepat di awal tahun baru, 1 Januari 2022, Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Kabupaten (PDM) Gresik menggelar rapat kerja (raker).
Raker ini istimewa, karena beberapa hal ini. Pertama, digelar di hari libur nasional tahun baru Masehi. Kedua, dilaksanakan di rumah masa kecil Ketua Majelis Dikdasmen PDM Gresik Dodik Priyambada, di Jalan Yos Sudarso 49 Nganjuk.
Ketiga, peserta rapat dibarengi oleh keluarga masing-masing. Ada yang bersama istri atau suami plus anaknya. Ketiga, usai rapat peserta menikmati liburan ke Air Terjun Roro Kuning yang berada di lereng Gunung Wilis. Di situ mereka sempat mengunjungi petilasan Jenderal Soedirman.
Hadir dalam rapat yang digelar di ruang tamu rumah peninggalan orangtua Dodik Priyambada adalah M Fadloli Aziz (sekertaris), Nurul Wafiyah, Wardikin, Suwarno, dan Mohammad Nurfatoni (anggota), serta Mardliyatul Faizun (sekretaris eksekutif).
Sebelum raker dimulai, peserta ditunjukkan beberapa peninggalan leluhur Dodik yang masih ada di rumah itu. Termasuk pedang yang dipakai kakeknya saat menjadi sipir rumah tahanan di zaman Belanda. “Sebentar Pak Dodik, saya potret,” kata Mohammad Nurfatoni yang ingin mengabadikan saat Dodik membawa pedang terhunus.
“Awas bahaya, kena pasal senjata tajam,” timbal Suwarno bercanda. Peserta pun tertawa bareng.
Rapat Kerja di Ruang Tamu
“Alhamdulillah. Saya tidak menyangka sebelumnya jika cukup banyak pengurus yang hadir bahkan beserta keluarga,” ungkap M Fadloli Aziz SSi MPd, Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Gresik saat membuka raker.
Dodik Priyambada yang memberi pengantar singkat mengatakan, “Dalam masa kepemimpinan kita yang tinggal satu tahun ini marilah bersama-sama kita maksimalkan program kerja ini.”
“Selain itu saya ingin agar di akhir periode kita nanti kita dapat menghasilkan sebuah buku yang berisi kumpulan hikmah, pandangan, kesan, pendapat, evaluasi, dan kenangan dari anggota Majelis Dikdasmen PDM Gresik saat mengakhiri masa pengabdiannya,” imbuhnya.
Penulis buku berjudul Damar Ublik itu berharap buku karya bersama tersebut akan dapat menjadi bacaan untuk kita sendiri, masyarakat umum, dan khususnya Majelis Dikdasmen PDM Gresik selanjutnya.
Dengan bantuan LCD yang disorotkan ke tembok ruang tamu, M Fadloli Aziz yang memimpin rapat menujukkan draf program kerja Majelis Dikdasmen PDM Gresik tahun 2022.
“Tidak banyak perubahan program kerja kita tahun ini. Hanya ada dua tambahan yaitu Lentera Podcast dan Perumusan Instrumen Budaya Organisasi Sekolah Muhammadiyah,” lanjut mahasiswa S3 Universitas Negeri Malang ini.
Dia menguraikan secara garis besar program kerja yang meliputi peningkatan kualitas sekolah, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa. Selain itu beberapa program kerja pelengkap seperti memfasilitasi networking antar-UPP (unsur pembantu pimpinan), lembaga, stake holder, dan pemerintah.
Wardikin yang diberi kesempatan berbicara mengingatkan tentang fokus utama dalam program kerja tahun 2022. “Yaitu menyelenggarakan workshop atau pelatihan agar dapat menemukan dan mengembangkan keunggulan sekolahnya masing-masing.”
Air Terjun Roro Kuning
Setelah raker yang hanya berjalan satu setengah jam sejak pukul 10.00 hingga 11.30, acara dilanjutkan makan bersama dengan aneka kuliner khas Nganjuk.
Ada nasi pecel dengan tambahan sayur jantung pisang. Ada botok ayam garang asam, becek gule khas Nganjuk, juga sate ayam dan kambing. Minuman es dawet ketan menambah khas makan siang itu.
Usai menyantap hidangan istimewa itu, peserta dan keluarga melakukan shalat jamak qashar Dhuhur-Ashar, kemudian berfoto bersama dengan latar belakang aneka bunga milik Yosie Flower yang dijual salah satu kerabat tuan rumah.
Setelah itu peserta—minus Mohammad Nurfatoni dan keluarga yang tidak ikut melanjutkan acara karena ada keperluan lain—melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Roro Kuning, yang terletak di Desa Bajulan Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk—sekitar 30 km dari rumah Dodik Priyambada.
Jalur menuju Air Terjun Roro Kuning dapat dilewati dengan kendaraan roda dua atau empat. Dengan mengendarai tiga mobil, lima keluarga Majelis Dikdasmen PDM Gresik itu menuju lokasi.
Setelah sekitar 30 menit melewati jalan yang cukup berliku diiringi hujan dan pemandangan di kiri-kanan jalan yang sangat hijau menawan, rombongan tiba di lokasi Air Terjun Roro Kuning yang terletak di kaki Gunung Wilis.
Dengan tiket masuk Rp 15.000 per orang, Air Terjun Roro Kuning menjadi salah satu tempat wisata ramah anak dan ramah kantong. Setelah memarkir kendaraan, kami harus melakukan trekking menuju ke lokasi utama Air Terjun Roro Kuning.
Di sepanjang jalur trekking, kami kembali disuguhi pemandangan yang asri: udara sejuk dan taman-taman indah. Aneka penjaja makanan dan wahana permainan anak juga mengiringi perjalanan kami.
Rasa letih yang kami rasakan seolah sirna ketika kami tiba dan melihat keindahan Air Terjun Roro Kuning, yang memiliki tiga air terjun dalam satu lokasi.
Air terjun utama yang besar diapit oleh dua air terjun lainnya. Air Terjun Roro Kuning ketinggian sekitar 10-15 meter dengan arus yang tidak terlalu besar. Roro Kuning sebenarnya memiliki air terjun yang jernih dan segar namun karena musim hujan, warna air terjun yang kita kunjungi tersebut berwarna kecoklatan.
“Saya sebenarnya belum pernah ke Air Terjun Roro Kuning. Namun mengetahui tempatnya yang indah ini, saya tidak menyesal membawa keluarga Majelis Dikdasmen PDM ke sini,” ungkap Dodik yang kelahiran Nganjuk ini.
Petilasan Jenderal Soedirman
Setelah mengambil beberapa foto dan istirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan ke petilasan Jenderal Soedirman yang lokasinya sangat dekat dengan Air Terjun Roro Kuning.
Untuk memasuki Petilasan Jenderal Sudirman tidak dikenakan biaya karena sudah termasuk tiket perjalanan terusan/lanjutan dari Air Terjun Roro Kuning.
Lokasinya cukup dekat yaitu terletak di bawah Air Terjun Roro Kuning yang berjarak hanya sekitar 600 meter.
Di lokasi petilasan Jenderal Soedirman terdapat beberapa titik penting. Yaitu rumah singgah Jenderal Soedirman, tempat musyawarah Jenderal Soedirman, dan tempat ibadah Jenderal Soedirman.
“Menurut sejarah, Jenderal Sodirman membuat tempat persembunyian sekaligus peristirahatan untuk menyusun strategi pada saat perang gerilya melawan Belanda di masa perjuangan kemerdekaan di tempat ini,” terang Dodik.
Di halaman depan terdapat patung Jenderal Soedirman bersama dua tentara lain yang terlihat berdiskusi menyusun strategi perang. Lalu di belakang halaman depan terletak rumah singgah yang merupakan bangunan utama di petilasan tersebut.
Di dalam rumah singgah terdapat lukisan sosok Jenderal Sodirman yang terpajang di tembok, sebuah bendera pusaka merah putih yang terpasang di tiang, dan replika tempat tinggal Sang Jenderal pada masa dulu.
Sayangnya pada saat kami ke sana, rumah singgah tersebut dalam kondisi terkunci sehingga tidak dapat melihat dengan jelas isi di dalamnya.
Di belakang rumah singgah terdapat tempat musyawarah Jenderal Soedirman bersama pasukannya. Tempat tersebut hanya terdiri dari bebatuan yang tertata seperti kursi dan meja lalu dikelilingi oleh pagar untuk menjaga keamanan tempat.
Tepat di belakang tempat musyawarah, terdapat tempat shalat dan wudhu Jenderal Soedirman. Sama seperti tempat musyawarah, tempat ini berupa batu panjang dan besar serta dilindungi oleh pagar.
Adapun air tempat wudhu berasal dari Air Terjun Roro Kuning yang jernih dan segar. M Fadloli Aziz pun mencoba berwudhu di tempat tersebut.
“Soedirman ialah Jenderal Besar yang dimiliki Indonesia dan beliau adalah tokoh Muhammadiyah. Semoga kita dapat mencontoh perjuangan Jenderal Besar Soedirman” ungkap Dodik.
Perjalanan singkat selama sehari tersebut pun tuntas. Kami langsung kembali ke Gresik diiringi hujan deras di sepanjang jalan tol Nganjuk-Jombang. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni