Evaluasi Eksperiman
Pada akhir kegiatan, anak-anak bersama guru mengevakuasi kegiatan yang baru saja sekesai. “Anak-anak, siapa yang menjelaskan, mengapa eksperimen kelompok satu belum sukses?” tanya saya yang menjadi guru kelasnya.
“Saya Ustadz!” seru Tasya, panggilan akrab Bellvania Tasya Cinta Armania.
“Pertama, ujung sedotan plastik kalau saya amati terlalu mepet di dasar botol, sehingga mengganggu gerak reaksi akibat pengaruh kalor air panas,” terang penyuka pelajaran IPA dan Matematika ini.
Kedua, sambungnya, ujung sedotan plastik yang di atas tertutup rapat oleh plastisin, sehingga tidak ada ruang muai. Seharusnya yang tertutup rapat itu hanya sebatas leher botol.
Setelah mendapat evaluasi itu, Ketua Kelompok I Iqbal Attalah Lovianto menyampaikan usulan.
“Ustadz, bolehkah saya mengulang praktikum. Saya tidak puas dengan hasil kelompok kami!” usul Atta, panggilan akrabnya.
“Ya, silakan. Tetepi nanti dicoba lagi di rumah, karena waktu kita sudah hampir habis,”jawab saya.
Anak-anak merasa senang dengan kegiatan eksperimen sederhana ini. Mereka menunggu eksperimen berikutnya.
Untuk membuat termometer sederna bahan-bahan yang dibutuhkan adalah: botol bening, spidol, air secukupnya (suhu normal), pewarna makanan , sebuah sedotan bening atau tipis, plastisin atau lilin mainan, handuk kecil atau kain, wadah, dan air panas secukupnya.
Adapun cara kerjanya: suhu dalam botol naik dan air di dalam botol memuai sehingga air naik seiring dengan panas atau suhu yang naik di dalam wadah. Ketika kita diamkan dan air panas tadi sudah mulai menurun suhunya maka air dalam sedotan akan ikut turun dan suhu dalam botol juga ikut turun. (*)
Penulis Basirun Editor Mohammad Nurfatoni