PWMU.CO – Selain dianggap sebagai hewan yang menjijikkak, tikus juga dikenal sebagai binatang perusak—sampai manusia harus membikin racun, lem, atau setrum tikus, untuk mengusir atau membunuhnya. Karena itu, tikus sering dipersepsikan secara negatif. Koruptor misalnya, disebut tikus-tikus kantor.
Tapi jangan salah. Tikus ternyata juga bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Tidak percaya? Tanyakan saja pada Suwaji. Di tangan Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Mojolangu, Lowokwaru, Kota Malang ini, hewan pengerat itu justru membawa berkah bagi kehidupannya.
(Baca: Kepala Desa yang Aktivis Muhammadiyah Ini Berhasil Sulap Desa Pujon Kidul Jadi Wisata Edukasi)
Sudah 10 tahun ini Suwaji beternak tikus. Ya betul, beternak tikus—bukan sapi, kerbau, kambing, atau bebek dan ayam. “Beternak tikus memang jarang yang melakukannya. Padahal hasilnya lumayan lho,” ujarnya kepada pwmu.co yang menyambangi peternakannya, Selasa (3/1).
Pria paruh baya itupun memperlihatkan tikus-tikus putih di kandangnya. Dia menjelaskan bahwa tikus yang dia ternak ada dua jenis, yaitu Mencit dan Wistar. “Dalam satu pekan, saya harus mengirim 700 ekor ke salah satu tempat wisata di Kota Batu,” ucapnya. Dengan harga tikus Rp 3.000 per ekor, maka bisa dihitung berapa tebal kantong Suwaji tiap bulannya.
(Baca juga: Aktivis Muhammadiyah yang Lahirkan Petani-Petani Melon Golden Apollo dan Berdakwah dan Petik Melon Gratis di Sendangharjo, Destinasi Wisata Baru Lamongan)
Menurutnya, selain untuk hewan peliharaan beberapa peng-hobby, tikus-tikus putih banyak digunakan untuk pakan hewan-hewan di taman-taman hewan seperti kebun binatang.
“Itu belum termasuk permintaan order dari kampus–kampus,” jelasnya. Hampir semua perguruan tinggi di Indonesia memesan tikus dari Suwaji untuk memenuhi kebutuhan riset di kampus. “Untuk UMM, 90 persen mengambil dari peternakan saya.”
Suami Hana itu mengaku bahwa beternak tikus tergolong mudah. “Hanya butuh ketelatenan dan kejelian agar tikus–tikus itu tetap terjaga kesehatannya. Rata–rata umur 2-3 bulan sudah bisa dikirim ke konsumen,” kata Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM ) Kota Malang itu.
(Baca juga: Drone Ciptaan Dosen UMM Ini Terinspirasi Surat Arrahman) dan Ngaji Bisnis bersama Kang Yoto, Bupati Bojonegoro Tersukses)
Suwaji memang ulet. Selain mengembangbiakkan tikus, dia juga memelihara ular dan burung. Ada 8 jenis ulor Piton di rumahnya. Ular–ular peliharaan Suwaji banyak diburu komunitas reptil Kota Malang. Dan yang penting, ular-ular itu bisa membantu secara ekologis bisnis ternak tikusnya. “Bila ada tikus yang tidak layak jual, maka saya berikan pada ular–ular itu,” kata dia.
Meski bergelut dengan tikus, Suwaji mengaku sangat menikmati usahanya. “Walau setiap hari bergelut dengan bau tak sedap, tetapi saya enjoy. Lha tentu saja, wong mendatangkan uang banyak,” guraunya.
(Baca juga: MAKAR YO! Belajar Sukses Bisnis pada Pengusaha yang Pernah Menyobek Ijazahnya dan 10 Manajemen Bisnis ala H Bisri Ilyas)
Dari bisnis ternak tikus itu, banyak hal yang sudah dilakukannya. Selain bisa menyekolahkan kedua putranya hingga sarjana, Suwaji bisa membantu biaya operasional PRM Mojolangu. Sebab, setiap transaksi bisinisnya, dia sisihkan 2,5 persen sebagai infak.
Di tengah-tengah kesibukannya bergumul dengan tikus, Suwaji ternyata juga suka bergaul dengan para pemuda di sekitarnya. “Mereka kita kumpulkan dan dibina agar menjadi kader Muhammadiyah yang mandiri, melalui usaha–usaha yang bersifat kewirausahaan,” katanya. (Uzlifah)