Wali Kelas Berlian Diajak Bedah Kasus-Kasus Spesial, laporan Sayyidah Nuriyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Sebanyak 26 wali kelas dan calon wali kelas SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik menjalani upgrading keterampilan penanganan siswa. Kegiatan ini dikemas dalam ‘Sharing Session’ bersama Ida Afifah SPd, Rabu (29/12/2021).
Ida Afifah adalah Wakil Kepala SD Muhammadiyah 16 Surabaya bagian sumber daya manusia (SDM), bimbingan dan konseling (BK), serta Koordinator Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Di aula sekolah dengan nama beken Berlian School itu, Ustadzah Afi—panggilan akrabnya—memotivasi sekaligus membahas penanganan kasus-kasus siswa spesial.
Awalnya, dia menekankan setiap anak unik. Maka, wali kelas perlu mengenali karakteristik setiap siswa di kelasnya. “Ada anak yang lebih nyaman menghabiskan waktu sendiri dan lebih memilih menyampaikan pendapat lewat tulisan daripada lisan. Biasanya mereka memiliki sedikit teman tapi sangat dekat. Jika ada masalah, mereka lebih suka memikirkan sendiri,” terangnya.
Kemudian, dia menjelaskan ada pula siswa yang lebih mudah bergaul dan mudah menyampaikan pendapatnya secara spontan. “Ketika mendekati anak, pahami beda watak anak-anak,” tuturnya.
Selain itu, Afi juga menegaskan pentingnya bersikap lemah lembut kepada siswa. Dia mengisahkan ketika salah satu guru pendidik khusus—pendamping anak berkebutuhan khusus (ABK)—di sekolahnya mengeluh sulit mendekati siswa. Afi mengungkap penyebabnya. Ekspresi wajah guru itu kurang ramah. Padahal, siswa ABK cenderung sensitif.
Dia lantas menukil Ali Imran: 159. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Dari ayat itu, Afi berpesan agar usai shalat juga mendoakan anak spesial (berperilaku sulit) itu. Kemudian, agar lebih mudah menangani anak, maka guru juga perlu mengambil jalan ikhtiar mendekatkan diri ke Allah dengan rajin berpuasa dan shalat malam. Dengan penuh optimis dia meyakinkan, “Semua masalah bisa diselesaikan, pasti ada jalan keluarnya!”
Baca sambungan di halaman 2: Butuh Proses
Discussion about this post