Meluruskan Salah Kaprah dalam Matematika, laporan Basirun, kontributor PWMU.CO Surabaya.
PWMU.CO – Miskonsepsi menjadi topik Pelatihan Matematika Nalaria Realistik (MNR), di Ruang Akuarium Al-Quran SD Muhmmadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya, Sabtu (22/1/2022).
Acara yang diikuti guru-guru SD Musix ini menghadirkan Drs HM Arodhi dari Kilinik Pendidikan MIPA (KPM) yang berkantor di Jalan Ketintang Surabaya.
“Apa perbedaan antara angka dan bilangan?” Arodhi mengawali pelatihan. “Dua kata ini kadang tidak kita sadari bahwa keduanya mempunyai makna yang berbeda. Bahkan tidak sedikit yang mangatakan bilangan dan angka itu sama.”
Para peserta pelatihan pun terlihat ragu-ragu menjawab pertanyaan yang dilontar]kan Arodhi.
Maka dia menjawab sendiri pertanyaannya: “Bilangan merupakan suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Sedangkan angka merupakan suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk melambangkan bilangan.”
Dia menjelaskan, banyak miskonsepsi dalam pembelajaran matematika. Penyebutan angka nol misalnya. Orang jadi salah kaprah menilai terhadap angka nol.
“Bisa kita bayangkan ketika panitia sebuah kegiatan menyusun laporan keuangan. Angak yang tertulis 1.000.000. Padahal yang dimaksud penulisannya adalah 10.000.000, berapa nilai dari satu angka nol yang ‘hilang’, jika dihitung nilai 9.000.000?” urainya.
“Sebuah bilangan jika dibagi dengan 0 nilainya sama dengan tak terhingga,” Arodhi memberikan contoh miskonsepsi tentang angka 0. Menurutnya, konsep yang benar: sebuah bilangan bila dibagi dengan 0 nilainya adalah tidak dapat terdefinisikan.
Baca sambungan di halaman 2: Meluruskan Salah Kaprah