PWMU.CO – Belajar batik di Kampung Budaya Polowijen merupakan cara Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) gelombang 18 kelompok 32 melestarikan budaya.
Peserta PMM yang dibimbing oleh Yaris Adhial Fajrin SH MH mengikuti pembelajaran pembuatan dan pengetahuan tentang batik yang bertujuan untuk melestarikan budaya Indonesia. Pembelajaran tersebut dilaksanakan di Kampung Budaya Polowijen Kecamatan Blimbing Kota Malang, Rabu-Kamis (29-30/12/21).
Dalam kesempatan tersebut, penanggung jawab seni kriya dan batik di Kampung Budaya Polowijen, Nur Fajriyah mengajarkan batik tulis. Sebelum memulai membatik, dia memperkenalkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam proses membatik.
“Ketika proses pembuatan batik ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam proses membantik,” ujarnya.
Langkah pertama proses pembuatan batik yaitu membuat pola batik pada kain putih yang telah disediakan. Setelah pola yang digambar pada kain selesai, dilanjutkan dengan proses mencanting yang dapat dimulai dengan mengikuti pola yang sebelumnya telah digambar.
Proses mencanting, lanjutnya, merupakan proses yang paling susah karena membutuhkan ketelatenan dan ketelitian agar cantingan yang dibuat rapih dan tidak ada kesalahan. Setelah proses mencanting selesai, kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan yang dilakukan dengan menggunakan pewarna sintetis remazol, pewarnaan dapat memilih warna sesuai dengan selera.
Mengunci Warna
Nur Fajriyah memaparkan setelah batik selesai diwarna, dapat dilakukan fiksasi atau mengunci warna dengan cairan water glass. Proses terakhir adalah pelorodan atau pelepasan lilin atau malam pada kain dengan cara merendam batik kedalam air panas sampai dengan kain benar-benar bersih dari lilin dan water glass.
“Setelah itu kain dijemur dan batik telah jadi,” tuturnya.
Dia berharap dengan kegiatan membatik ini mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan membatik, serta dapat mengembangkan motif kain batik khas Polowijen, sehingga dapat tercipta kain batik khas Kampung Budaya Polowijen.
Motivasi Generasi Muda
Dalam kesempatan yang sama, anggota PMM Gelombang 18 Kelompok 32, Laode Muhammad Naufal Hisyam anggota PMM berharap dengan melakukan kegiatan pelatihan membatik ini dapat bermanfaat dan dapat memotivasi generasi muda Indonesia tentang seni budaya.
Hal senada juga disampakan Firmanda Astria Febiyana. Anggotan PMM ini mengungkapkan selain belajar tentang proses membatik. kami juga diajarkan pengetahuan tentang batik. Seperti nama-nama batik, arti corak pada batik, dan sejarah batik.
“Kami belajar banyak hal mengenai batik di Kampung Budaya Polowijen,” ucapnya.
Koordinator PMM gelombang 18 kelompok 32 Esti Adhetya Dewi berharap dengan mengikuti pelatihan membatik ini dapat melestarikan budaya dengan lebih baik lagi.
“Kami bisa lebih mengerti dan mengenal tentang budaya Indonesia,” tandasnya. (*)
Penulis Esti Adhetya Dewi. Co-editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.