
PWMU.CO – Ecosoftergent dan Ecosunlight, pembersih buatan santri Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM), Kota Pasuruan.
Pengampu mata pelajaran IPA dan Kewirausahaan SPEAM Nurul Mawaridah menjelaskan dirinya mendesain pembelajaran agar lebih aplikatif dengan mengajarkan santri untuk membuat aneka produk pembersih pada Jumat (4/2/2022).
“Hal ini tentu dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi santri dan pembelajaran menjadi lebih atraktif. Ini juga salah satu upaya mewujudkan visi dan misi SPEAM,” ujarnya.
Sisa Cucian untuk Siram Tanaman
Tujuan pembelajaran secara spesifik, lanjutnya, yaitu santri mampu menerapkan proses pembuatan detergen dan sabun cuci piring. Juga menentukan bahan baku dan bahan penunjang pembuatannya. Sekaligus melakukan proses packaging dan marketing.
“Bahan dasar yang digunakan berasal dari turunan kelapa sawit. Sehingga tidak berbahaya, aman, ramah lingkungan dan efek sisa air cucian dapat digunakan untuk menyiram tanaman,” ungkapnya.
Menurutnya para santri nampak sangat antusias dan bekerjasama dalam kelompok secara kooperatif. Tentu kegiatan semacam ini dapat memberikan dampak signifikan dalam penanaman nilai-nilai karakter positif santri.
“Produk deterjen dan sabun cuci piring buatan santri SPEAM ini dilabeli dengan nama Ecosoftergent dan Ecosunlight. Aneka produk tersebut dikemas dalam wadah botol ukuran 400 ml. Setelah dilabeli maka selanjutnya produk siap untuk dipasarkan,” paparnya.
Keunggulan Pembersih Santri
Keunggulan produk pembersih buatan santri SPEAM ini, sambungnya, antara lain hasil aplikasi pada noda sangat cepat, lebih bersih, harga ekonomis dan aroma lebih variatif. Juga kandungan bahan redeposisi sehingga kotoran tidak menempel kembali dan emulsifier dapat mengangkat kotoran minyak,” paparnya.
“Pemasaran tidak dibatasi lingkup sasarannya. Santri bebas memasarkan disetiap ada kesempatan bazar, kunjungan walisantri, ataupun digunakan sebagai souvenir atau buah tangan,” jelasnya.
Dia berharap dengan adanya aktivitas pembelajaran yang bermakna ini, santri senantiasa intensif berkolaborasi dalam kelompok.
“Juga aktif membentuk mindset positif dan berjiwa entrepreneurship. Ini sebagai bekal agar dapat terus eksis di tengah kehidupan bermasyarakat,” tuturnya.
Salah satu santri SPEAM Aflaha menyatakan kegiatan pembelajaran semacam ini sangat mengesankan. “Pembelajaran tidak membosankan karena santri dapat terlibat langsung dalam kegiatan praktik,” ungkap Aflaha. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.