PWMU.CO – Ratusan warga Muhammadiyah se-Kabupaten Sumenep begitu antusias dan berbodong-bodong memadati Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Sumenep. Tidak lain untuk mengikuti ‘Kajian Kristologi’ yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sumenep.
Kajian Kristologi menghadirkan Drs Muhammad Dawam Ichsan MSi sebagai narasumbernya. Dalam kesempatan itu mubaligh dari PDM Pasuruan itu mengungkap beberapa problem ketuhanan dan keyakinan orang-orang Nasrani maupun Yahudi. Salah satunya adanya keyakinan yang menurut kita (muslim) hanya sebatas mitos. Yakni, Nabi Ya’kub pernah mengalahkan Tuhan.
(Baca: Penebar Visi Islam Berkemajuan di Madura dan Dua Kyai Lahirkan Tokoh Nasional Penerima PWI Jatim Award)
Di samping itu, ia juga menceritakan mitos tentang Syekh Abdul Qadir Jailani yang konon bisa menyembelih burung gagak dengan memerintah angin dan kemudian menghidupkannya kembali. Bahkan, sebagaimana dimitoskan sebagian orang bahwa Syekh Abdul Qadir Jailani bisa menahan kemarahan malaikat munkar nakir saat menanyai salah seorang muridnya yang kebetulan agak bodoh.
Di hadapan PDM, PDA, PDNA, PDNA beserta PCM dan PCA se-Kabupaten Sumenep, ia juga mengungkap sejarah keterkaitan dan kebenaran kerasulan yang ada dalam kitab-kitab orang-orang Yahudi dan Nasrani. Terutama semua fakta yang melenceng dan dibuat-buat oleh mereka. Seperti pesta tahun baru dengan terompet, kembang api dan hura-huranya. Belum lagi berbagai atribut agama seperti topi Sinterklas yang sengaja dipaksakan kepada umat Islam karena dianggap tidak bertentangan dengan akidah Islam.
(Baca juga: Ini Dia Dua Hafidz Bersanad, Santri Muhammadiyah Madura dan Kopi Hitam dan Nilai Kebajikan Madura)
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PDM Sumenep Drs H Moh Yasin Mhi acara ini sekaligus menjadi awal kegiatan di tahun 2017. Selanjutnya akan terus diadakan kajian Ahad Pagi ini dengan menghadirkan penceramah dari PWM atau PDM lain.
”Kajian Kristologi ini menjadi penting karena diadakan di tengah kesimpangsiuran dan ketidak tahuan umat Islam dengan tradisi dan kebiasaan ghairu Islam,” ujarnya di pengajian Ahad pagi (8/1) lalu.
Di akhir acara, Pak Yasin merasa bahagia karena melihat semangat ber-Muhammadiyah warga Sumenep begitu luar biasa. (iyunk/aan)