PWMU.CO– Musik angklung permainan siswa SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya menggoyang Atrium Royal Plaza, Kamis (10/2/2022).
Penampilan musik angklung itu mewarnai Pameran Sekolah Unggulan yang diselengarakan oleh Majalah Nurani yang diikuti sekolah Surabaya dan Sidoarjo tanggal 8-13/2/2022.
Dalam parenan ini SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya yang populer disebut SD Musix hadir bersama AUM dan AUA di bawah Majelis Dikdasmen PCM-PCA Wonokromo. Musik angklung tampil bersama atraksi seni bela diri Tapak Suci dan Nasyid.
Panggung bebas ini dimulai pada pukul 18.00. Permainan angklung melibatkan personal sebanyak 40 siswa. Mereka sejak pukul 14.00 sudah berkumpul di sekolah untuk dirias. Tim ini dipimpim oleh coach Syamsul Hadi, guru ekstrakurikuler seni musik tradisional angklung dan kulintang. Tim angklung SD Musix pernah tampil di negeri jiran, Malaysia.
”Ustadz, kapan dimulai acaranya?” tanya Aisyah Zivana Letisha, salah satu personal tim angklung.
Mendengar pertanyaan anak-anak yang sudah mulai jenuh, Kepala Sekolah Munahar SHI tanpa basa-basi merebut mikrofon di operator sound sytem. ”Pengunjung Atrium Royal Surabaya yang berbahagia, rasanya kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk menyaksikan tampilan anak-anak hebat kita, marilah kita saksikan bersama tim musik tradisional angklung dari SD Musix.”
Suara gemuruh tepuk tangan menyambut barisan tim angkung berjalan sambil memeluk angklung masing-masing menaiki panggung seluas hampir 50 meter itu. Dengan kostum atasan corak batik coklat dipadu dengan bawahan hitam serta masker warna hitam.
Penuh percaya diri, anak SD Musix ini menampilkan dua lagu berjudul Rek Ayo Rek dan Pandang Bulan. Suara angklung membahana di seluruh lorong-lorong plaza di Surabaya selatan ini. Tepuk tangan meriah kembali berderai. Pengunjung juga mengabadikan permainan ini lewat kamera ponselnya.
Dua lagu daerah selesai. ”Waduh…, sangat luar biasa, sekali lagi aplausnya dong!” seru MC dadakan itu Munahar.
Pengunjung Ikut Bermain
Anak-anak diminta tetap di panggung. ”Ayo, para pungunjung yang berbahagia, siapa yang ingin main angklung!” seru Munahar.
Langsung beberapa anak dan pengunjung acungkan jari. ”Baiklah anak-anak, kalian boleh menyebar untuk menyerahkan angklungmu kepada para pengunjung.”
Pemain angklung menyerahkan alat musik itu ke pengunjung anak-anak dan orang dewasa yang unjuk jari tadi. ”Baiklah, sekarang kita panggilkan coach Syamsul Hadi untuk menemani para pemain semua.”
Pelatih Syamsul menaiki panggung memberikan tutorial memainkan angklung. ”Angklung ini ada tiga bambu. Satu, dua, dan tiga,” serunya.
Lantas menjelaskan cara memegang angklung yang benar supaya berbunyi dengan suara keras. ”Tangan kiri memegang ujung bingkai atas sebelah kiri. Tangan kanan pegang pangkal bingkai bawah sebelah kanan, kemudian tangan kanan menggoyangkan,” jelasnya.
Serasa tidak sabar pemain baru itu segera menggoyangkan sesuai instruksi dari coach Syamsul Hadi. Kemudian Syamsul minta secara bergantian menggoyangkan mulai nada do sampai do tinggi.
”Nah, sekarang goyangkan semuanya!” seru Syamsul. Bunyi angklung menggema.
”Waw… luar biasa, ternyata bermain angklung itu tidak sulit kan,” seru Munahar.
”Ibu sedang membawa angka berapa?” tanya kontributor PWMU.CO kepada seorang pengunjung yang ikut bermain.
”Saya memegang angka satu,” jawab Anggi Purwandari.
”Bagaimana ibu, sulit nggak bermain angklung?”
”Kayaknya enggak. Ternyata sangat mudah membunyikannya,” jawab Anggi sambil membunyikan kembali angklungnya.
”Terima kasih atas partisipasi dan keikutsertaannya bermain angklung. Silakan datang ke SD Musix jika para pengunjung ingin melanjutkan bermain angklung,” jelas Munahar mengakhiri memandu acara di panggung bebas. (*)
Penulis Basirun Editor Sugeng Purwanto