My Masterpiece, dari Choho Chunchy hingga Ukulele, laporan Basirun, kontributor PWMU.CO Surabaya.
PWMU.CO – Kamis malam adalah waktu yang ditunggu para siswa SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya. Pasalnya hari itu merupakan ajang ‘pamer’ bakat dan keterampilan mereka dalam acara My Masterpiece.
Seperti dijelaskan oleh Kaur Kesiswaan SD Musix Anisa Herwati SPd
“Acara ini sengaja digelar dipersembahkan spesial untuk anak-anak. Mulai dari MC (master of ceremony) atau host, sampai penampilnya. Semuanya anak-anak,” jelasnya.
Para pengisi acara My Materpiece Kamis, 1(7/2/2022) adalah Syakira Zakiyah Widyandari (4B) yang membuat Decoupage on Wall Dekor, Gladys Xadiya Arindini (4A) memamerkan Choho Chunchy Puff Paastry, Nuzula Sakinah (6C) menyanyi dengan Ukulelenya, dan Feby Syafira Inara (2 ICP) sebagai host. Meraka akan berkolaborasi untuk memamerkn bakat meraka masing-masing.
Dengan penuh percaya diri Feby Syafira Inara (Feby) membuka acara. “Sahabat Gen-Q—sapaan siswa SD Musix—bertemu kembali di acara keren. Apakah itu? Semai bakat, hadirkan mahakarya My Materpiece” serunya.
“Pada malam hari ini kita akan saksikan bersama tiga kakak kita sekaligus” lanjut siswa kelas 2 ICP ini. Selanjutnya Fedy meperkenalkan satu per satu para penampil malam hari ini.
Setelah itu Feby memanggil penampil yang pertama. “Inilah penampil pertama, Kak Gladys Xadiya Arindini kelas 4A. Selamat menyaksikan!”
Choho Chunchy Puff Paastry
Gladys pun memperkenalkan diri: “Assalaamu’alaikum Sahabat Gen-Q, apa kabar malam hari ini? Perkenalkan nama saya Gladys Xadiya Arindini, kelas 4A. Malam ini saya aka mengajak sahabat Gen-Q untuk membuat Choho Chunchy Puff Paastry.”
Berdiri di depan meja dia menjelaskan semua bahan yang ada di hadapanya. Yakni puff pastry yang dipotong membentuk segi empat; butir telur yang dipisahkan dari kuningnya; parut keju; dan coklat batang yang dipotong.
Selanjutnya dia menjelaskan cara membuatnya. Dengan cekatan putri Dini Harwanty ini memamerkan kebolehannya bak seorang pastry chef (spesialis kue). Dia pun memeragakan cara membuatnya.
“Nah, teman-teman mari ikuti saya,” ajak Glandis. Selanjutnya putri seorang karyawati sebuah perusahaan ini dengan tangan terampil memulai aksinya.
Puff pastry yang sudah diisi coklat dibentuk menjadi segi tiga. Agar tampak ada motifnya bagian tepi segi tiga itu ditekan-tekan dengan garpu hingga lengket. Selanjutnya diolesi kuning telur lalu parut keju di atasnya.
“Nah, sahabat Gen-Q, setelah seperti ini masukkan ke dalam oven selama 20 menit pada suhu 170 derajat celsius,” jelasnya sampil menunjukkan loyang di hadapan kamera Zoom Clouds Meeting.
Beberapa saat kemudian telah berubah warna, maka dia mengeluarkan loyang kue itu dari oven dengan menggunkan jempel (alas).
“Taraa… jadi dah!” seru Adys sambil menunjukkan hasilnya.
“Waw….. lezat sekali keliatannya,” seru partisipian sambil bertepuk tangan.
“Siapa yang mengajari Kak Glandys,” tanya Zidan Edsananda kelas 1 ICP.
“Mama yang mengajari aku,” jawabnya singkat.
“Bagaimana tampilan Kak Glandys, sahabat Gen-Q, hebatkan! Ayo, siapa yang mau?” seru Feby.
Baca sambungan di halaman 2: Decoupage on Wall