Nasyiatul Aisyiyah sebagai Gerakan Sosial, laporan Fatma Hajar Islamiyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Tepat pukul 20.00 usai shalat berjamaah yang dipimpin langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik Ifa Faridah, diskusi dimulai. Malam itu topiknya adalah Nasyiatul Aisyiyah dan Gerakan Sosial.
Diskusi tersebut bagian dari kegiatan Upgrading Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik, di Villa Kebun Pakis II Pacet Mojokerto, Sabtu-Ahad (26-27/02/2022).
Pemateri sekaligus pemantik diskusi, Nurul Fitria menyebutkan gerakan sosial merambah pada isu-isu lingkungan, perempuan, studi sosial agama, ekonomi, hak-hak sipil, sampai sosial budaya. Gerakan sosial bukan semata tentang politik tetapi lebih dalam tentang peran pemberdayaan masyarakat.
“Gerakan sosial oleh perempuan di Indonesia telah bertumbuh-kembang sejak masa kolonial, yang dibuktikan dengan lahirnya organisasi-organisasi yang termasuk di dalamnya ada Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah,” terang instruktur Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur itu.
Dia menjelaskan, sejak berdirinya, organisasi perempuan Nasyiatul Aisyiyah ini memang berawal dari sebuah aktivitas sosial yang berbasis pendidikan. Yakni Siswa Praya Wanita, yang menyelenggarakan kegiatannya di bidang pendidikan nonformal bagi remaja putri dengan konsep sekolah agama dan ditambahkan pengetahuan umum.
Iin—panggilan akrab Nurul Fitria— menambahkan dari proses pendidikan tersebut, Nasyiatul Aisyiyah menentukan orientasi gerakannya untuk mendorong aktivitas perempuan muda di masyarakat atau ruang publik.
“Selain itu juga menggiatkan fundrising kreatif dalam bentuk tabungan infak untuk selanjutnya digunakan mendirikan koperasi sebagai wujud kemandirian,” ujarnya.
Berawal dari Siswa Praya Wanita
Dia menjelaskan, Nasyiatul Aisyiyah sebagai bagian dari Aisyiyah dan Muhammadiyah berawal dari perkumpulan putri yakni Siswa Praya Wanita yang dirawat dan dikembangkan oleh Aisyiyah dan Muhammadiyah, dengan tujuan menggerakkan kaderisasi dan membuat kelompok kader militan menjadi calon pemimpin.
“Nasyiatul Aisyiyah atau disingkat NA kemudian memiliki visi gerakan yang sejalan dengan Muhammadiyah yakni, ‘terbentuknya putri Islam yang berarti bagi keluarga, bangsa dan agama menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-sebenarnya’,” terangnya
Karenanya, sambung dia, Nasyiatul Aisyiyah turut melaksanakan peran-peran publik seperti dalam aspek gender, demokratisasi, advokasi, serta pendidikan profetik untuk advokasi ramah perempuan dan anak.
Dalam gerakannya dari masa ke masa, Nasyiatul Aisyiyah yang disingkat NA atau Nasyiah, ini terus berkembang. Dia lalu menyebutkan gerakan yang dilakukan dari masa ke sama.
- Tahun 1980-2004, NA menggunakan wacana gender dalam melihat isu perempuan dan mengembangkan strategi mubalighot motivator.
- Tahun 2004-2008, NA merancang gerakan penghapusan kekerasan terhadap perempuan sampai titik 0, serta meluncurkan sarana dakwah media sebagai respon atas perkembangan teknologi.
- Tahun 2008-2012, NA melebarkan gerakannya dalam ranah advokasi dan dakwah media.
- Tahun 2012-2016, NA menetapkan nilai profetik sebagai landasan gerakan advokasi ramah perempuan dan anak, mengembangkan dan memassifkan kapasitas advokasi Nasyiah.
“Gerakan berbasis nilai sosial sebagai upaya mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-sebenarnya senantiasa dilaksanakan dengan pembaharuan dan penyesuaian terhadap kebutuhan umat,” terang dia.
Baca sambungan di halaman 2: Isu Strategis 2016-2020