PWMU.CO – Indonesia memiliki risiko tinggi terhadap bencana, karena secara geologis dan geografis berada di jalur area Kawasan Pasifik Ring yang di dalamnya terdapat 67 gunung aktif dari 180 gunung api dan 4 patahan. Jadi, di Indonesia bisa gempa setiap hari.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Rahmawati Husein, dalam perbincangan dengan wartawan PWMU.CO Uzlifah di kediamannya, Jalan Deresan II No 15 Yogyakarta, pekan lalu (8/1).
(Baca: Karena Bencana Tak Bisa Diduga, Muhammadiyah Siapkan Warga Tangguh Bencana)
“Belum lagi karena musim. Dua musim di Indonesia yaitu hujan dan panas mengakibatkan banjir tidak bisa dihindarkan. Harus disadari, meskipun negeri ini sangat makmur tapi risiko bencana alam sangat tinggi,” jelas dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Menyadari tingginya risiko bencana alam itu, Muhammadiyah membentuk Muhammadiyah Desaster Management Center (MDMC). Menurut Amma, panggilan akrab Rahmawati, MDMC adalah Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) sebagai lembaga penanganan bencana.
(Baca juga: Di Korea, MDMC Paparkan Konsep Sekolah dan RS Muhammadiyah yang Aman dari Bencana)
“Ini tidak bisa dilepaskan dengan Muhammadiyah sebagai organisasi kemanusiaan yang sudah melekat di masyarakat sejak berdirinya Muhammadiyah melalui Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) dengan sasaran para kaum lemah,” ungkapnya. Maka, lanjutnya, dengan sangat mudah pula untuk menjalankan MDMC. “Awalnya, memang, MDMC adalah project asing yang bekerjasama dengan Muhamamdiyah pada tahun 2007.”
Amma menjelaskan, seringnya terjadi bencana alam di Indonesia dengan risiko tinggi membuat Muhammadiyah lebih serius dalam penangani persoalan itu. “Berawal dari bencana alam 1917 saat gunung Kelud meletus pertama kali, Muhammadiyah sudah responsif dengan mengirimkan bantuan. Begitu juga ketika tahun 1965 saat Gunung Agung meletus di Bali bersamaan dengan Tanwir. Muhammadiyah juga ikut terlibat,” tuturnya. Baca sambungan di halaman 2: Amma menceritakan …