PWMU.CO – Umat Islam Indonesia yang dulu dikenal toleran terhadap pemikiran yang berbeda, hari-hari terakhir ini diwarnai gejolak sebaliknya. Ada sebagian umat Islam yang seringkali berbicara tentang pentingnya toleransi, tapi hari-hari ini sikapnya berbalik.
Dengan berbagai pembenaran yang sangat-sangat dipaksakan, karena perbedaan gagasan, mereka mengumandangkan seruan kebencian kepada ormas lain.
(Baca juga: Namanya Dicatut Ahok dalam Pengadilan Kasus Penistaan Agama, Berikut Klarifikasi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)
Setelah “dibenturkan” dengan ormas yang tak jelas rimbanya di Jawa Barat, “serangan” gagasan hingga “ancaman anarkis” terhadap ormas lain terus diluncurkan. Salah satunya adalah menolak kehadiran para pimpinan ormas tersebut di daerah-daerah tertentu. [Tentang kritik terhadap gerakan penolakan ini bisa dibaca: Punya Hak Konstitusi Apa Tolak FPI dan Larang Habib Rizieq….)
Melihat situasi yang tidak kondusif bagi tumbuhnya sikap toleransi ini, apalagi antar umat Islam, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengeluarkan beberapa seruan.
Kepada elemen muda Muhammadiyah, terutama Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM), Dahnil meminta agar tidak terpancing dan terprovokasi.
(Baca juga: Jangan Paksakan Logika NU untuk Nilai Muhammadiyah! Begitu juga Sebaliknya)
Berikut adalah seruan Dahnil kepada Kokam Pemuda Muhammadiyah di seluruh Indonesia yang diterima oleh PWMU.CO. Redaksi menurunkan seruan itu secara utuh dengan sedikit penyesuaian ejaan. (Redaksi)
***
Yang terhormat, Sahabat Kokam Pemuda Muhammadiyah diseluruh Indonesia. Assallamuallaikum Wr Wb
Sahabatku semua, saat ini upaya memecah-belah umat Islam, memecah belah dan saling membenci sesama rakyat Indonesia, massif terjadi.
Satu kelompok Islam dengan kelompok Islam yang lain berusaha saling dibenturkan. Satu kelompok disanjung sebagai kelompok Islam yang toleran, kelompok Islam yang lain dituduh antitoleransi dan ancaman bagi NKRI, bak hama yang harus diberantas dan dibersihkan.
Sepemahaman saya, toleransi dibangun dengan dialog, bukan menyerang dan mengancam dengan cara-cara yang anarkis. Maka saya tidak membenarkan kader Kokam melakukan cara-cara yang di luar keadaban hukum, dan merusak semangat rawat toleransi.
(Baca juga: Dirobohkannya Masjid Kami, Sebuah Kisah Nyata Intoleransi Mayoritas pada Minoritas)
Siapa pun boleh memproduksi gagasan di Republik Indonesia yang merdeka ini. Bila kita tidak bersepakat dengan pemikiran dan gagasan mereka, maka berdialoglah, berdiskusilah, ungkapkan, tulis gagasan sahabatku sekalian. Jangan pernah menghakimi, apalagi anarkis terhadap pemikiran kelompok lain. Selama kita berbeda dalam ranah gagasan, itu SAH, dan Dialog Unlock.
Jadi, sahabat bergembiralah dalam dialog mempertemukan perbedaan-perbedaan yang ada. Dan, Kokam harus ikut memastikan kemerdekaan memproduksi gagasan dan pemikiran itu dilindungi, karena itu adalah perintah agama dan UUD kita.
(Baca juga: Kisah Terusirnya Tokoh Muhammadiyah Yungyang dari Mushala, tapi Akhirnya Dapat ‘Hadiah’ Masjid)
Sahabat semua pasti paham, sejak kapan upaya adu domba, pecah belah Ini dilakukan secara massif, dan akan terus dilakukan demi memuaskan hasrat berkuasa mereka yang rakus.
Maka, sahabat Kokam Pemuda Muhammadiyah seluruh Indonesia, tetaplah bertindak sesuai hukum yang berlaku, jaga keadaban publik. Dan jangan pernah mau diprovokasi dengan isu-isu yang menghendaki Kokam berlaku anarkis menyerang dan menegasikan saudara-saudara sesama Muslim, sesama umat beragama, sesama rakyat Indonesia.
(Baca juga: Kisah Terusirnya Mubaligh Muhammadiyah oleh Warga Mayoritas)
Saling membantulah sahabat sekalian dan terus ingat Trilogi Kokam Pemuda Muhammadiyah. Jaga Ukhuwah Islamiyah, Kawal Pancasila-NKRI, dan Gembirakan Kemanusiaan.
Fastabiqul Khoirot
Dahnil Anzar Simanjuntak
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah
***
Tentang makna toleransi yang otentik dan jauh dari kesan simbolik, Dahnil dalam kesempatan lain menyatakan kader Kokam wajib selalu membuka diri merawat karakter gotong-royong dan tolong menolong dengan siapa saja tanpa melihat agama, suku dan keberagaman lainnya. Selengkapnya bisa dibaca di link: KOKAM Tidak Jaga Gereja: Selain Tidak Ada Ancaman Keamanan, juga Hindari Sikap Toleransi Seakan-akan. (iqbal)