Orangtua jangan pasrah bongkokan—menyerahkan sepenuhnya—pendidikan anaknya, liputan Heri Siswanto, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO—Mendidik anak zaman sekarang bukanlah pekerjaan yang mudah bagi orangtua, sebab tantangannya jauh lebih berat dibandingkan zaman kita dulu. Demikian yang disampaikan Dr M Sholihin Fanani MPSDM saat menjadi pemateri Webinar Parenting Yayasan Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo. Ahad, (20/3/22).
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu menyebutkan, di antara tantangan pendidikan di era milenial adalah teknologi, pola hidup yang serba instan, dan masyarakat mudah tersinggung. “Jarangnya bertemu akan terjadi miskomunikasi, kemudian bisa menyebabkan salah paham dan berujung menjadi pertikaian,” tuturnya .
Pendidikan anak di era digital dan masa pandemi menjadi problem tersendiri bagi orangtua. “Kesibukan orangtua di luar rumah, teknologi komunikasi, dan pengetahuan orangtua tentang mendidik yang terbatas, memberikan pengaruh yang luar biasa. Dengan adanya seminar seperti ini bagus sekali untuk orangtua, minimal satu semester dua kali,” kata Sholihin Fanani.
Porsi Pendidikan
Pria kelahiran Lamongan itu lalu menjelaskan porsi mendidik anak yang terbagi tiga, yakni keluarga sebanyak 60 persen, dan masing-masing 20 persen dari sekolah dan masyarakat. “Di masa pandemi ini, ketika pendidikan dilakukan dengan daring dan pembatasan untuk melakukan interaksi sosial, maka tugas pendidikan 100 terbebankan kepada keluarga,” jelasnya.
Sholihin Fanani lalu bertanya, bagaimana masyarakat mendidik anak? Yakni dengan memberikan teladan. “Jika lingkungannya baik, maka anak akan menjadi baik. Sebaliknya, jika lingkungan jelek maka anak menjadi jelek,” tambahnya.
Menurutnya, pondok pesantren merupakan lingkungan yang tepat dalam mendidik anak. Dia menganggap pondok pesantren merupakan tempat untuk membentuk akhlak, karakter, dan habit atau kebiasaan. “Anak adalah aset yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Sangat berbahaya jika orangtua salah memilih tempat pendidikan anak-anak mereka,” tuturnya.
Mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya (Mudipat) itu mengingatkan, tugas mendidik anak adalah kewajiban orangtua. Sekolah atau lembaga pendidikan hanya membantu. “Kebanyakan orangtua menyerahkan pendidikan anak kepada lembaga pendidikan. Tidak ada komunikasi yang baik dengan pihak sekolah atau guru,” ungkapnya.
Jangan sampai orangtua pasrah bongkokan bagaimana anaknya dididik. Harus ada akad yang jelas antara orangtua dan guru. “Sampaikan keinginan agar anaknya menjadi anak yang shalih, penghafal al-Quran, pendakwah, atau berakhlakul karimah,” pintanya. (*)