Orangtua harus bertakwa jika ingin anaknya cerdas dan berakhlak, liputan Heri Siswanto, kontributor PWMU.CO asal kota pudak, Gresik.
PWMU.CO – Mendidik anak sesuai ajaran Islam juga disampaikan Dr M Sholihin Fanani MPSDM saat menjadi pemateri Webinar Parenting Yayasan Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo. Ahad, (20/3/22).
Bapak kelahiran Lamongan ini menjelaskan cara mendidik anak dalam Al-Quran. Seperti bagaimana Luqman mendidik anaknya, yakni menjauhkan dari syirik, bersyukur kepada orangtua, mengajarkan shalat, mengajak kebaikan, mencegah kemungkaran, sabar terhadap takdir, dan janganlah menjadi orang yang sombong.
“Dulu orangtua mengajarkan anak jika diberi mama atau papa untuk berterima kasih. Sekarang banyak anak kalau diberi malah ndoweh ae,” candanya.
Di dalam al-Quran Surat an-Nisa ayat 9 yang artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar,” sitirnya.
Maka, kata dia, berdasar ayat tersebut, jika ingin punya anak yang pintar, kuat, cerdas, sehat dan berakhlak, maka orangtua harus bertakwa.
Lima Cara Mendidik Anak menurut Imam Ghazali
Di sisi lain, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim itu juga menambahkan lima cara emas mendidik anak menurut Imam Al-Ghazali. Pertama, jangan biasakan memberi makan anak yang lezat-lezat. Dia beralasan agar anak-anak tidak berlebih-lebihan. “Agar anak hidup itu bukan untuk makan. Karena orang yang selalu kenyang itu tidak cerdas akal maupun batin,” tuturnya.
Kedua, Jangan biasakan anak tidur di tempat yang empuk. Dia mengatakan bahwa tidur itu bukan pekerjaan. “Sesekali diajari tidur di lantai, biar mudah bangun untuk shalat malam,” tuturnya.
Ketiga, jangan biasakan memberi pakaian anak yang bagus-bagus. “Karena pakaian yang paling bagus itu pakaian takwa,” kata dia.
Keempat, jangan mempermudah menuruti permintaan anak. “Turuti permintaan anak tapi dengan syarat. Biarkan anak sekali-kali meminta sampai menangis-nangis, ini menandakan anak ini tipe pejuang,” jelasnya. Kalau orangtua terlalu mudah menuruti permintaan anak, akan menjadikannya anak pemalas.
Kelima, jangan menghukum anak di hadapan oranglain. “Sebab masa depan anak dan jiwanya akan hancur. Menyalahkan anak tidak boleh, membiarkan anak tidak boleh, tapi tetap harus diingatkan dan dinasihati pelan-pelan,” pungkasnya.
Tips Anak Kecanduan Gagdet
Dalam kesempatan tersebut, salah seorang peserta webinar yang bertanya tentang cara mendidik anak di bawah usia lima tahun untuk shalat. “Apakah ketika saya haid, harus berpura-pura shalat,” tanyanya.
Sholihin menjelaskan, bahwa seorang ibu tetap harus menjelaskan yang sebenarnya, tidak boleh berbohong. “Selanjutnya tugas ayah untuk mengajak anak untuk shalat. Intinya tidak boleh membohongi anak,” tuturnya.
Ada juga yang bertanya tentang solusi menyemangati anak yang sifatnya keras. “Cari waktu yang tepat untuk menyampaikan, bisa waktu jalan-jalan. Bisa juga diketemukan dengan anak-anak sebaya yang berprestasi sebagai motivasi,” jawabnya.
Sedangkan untuk mengatasi anak yang kecanduan gadget, Sholihin Fanani mengatakan, harus ada komitmen antara orangtua dan anak. “Yakni kapan menggunakannya dan kapan harus meninggalkannya,” tutur doktor lulusan Universitas Airlangga tahun 2018 tersebut. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.