Tujuan Hidup
Berani hidup juga harus siap mati. Kepastian itu pasti akan datang sebagai konsekwensi dari hidup itu sendiri. Oleh karena itu, harus kita pahami bahwa hdup itu anugerah. Sudah seyogyanya untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sesuai tujuan hidup itu sendiri yang telah ditetapkan oleh Sang Pemberi Hidup, Alllah Subhanahu wa Taala.
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (adz-Dzariyat; 56)
Inilah tujuan hidup itu sesuai yang diteteapkan oleh Allah, hanya satu yaitu agar kita beribadah kepada Allah saja. Ibadah dengan dimensi yang luas adalah dalam setiap waktu dan dalam setiap aktivitas dapat termasuk ibadah atau juga bukan, jika berbingkai iman dan amal shalih maka itulah yang dinamakan ibadah.
Bingkai iman berarti karena Allah dengan mengikhlaskan aktfitas itu karena Allah, dan bingkai amal shalih berarti aktivitas itu bermanfaat baik secara pribadi maupun bermanfaat bagi orang lain;
Dalam bingkai amal shaleh ini ibadah dibagi menjadi dua yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah merupakan ibadah yang langsung memiliki keterkaitan dengan hablumminallah, dalam ibadah ini semua ketentuannya adalah hak prerogatif Allah dan Rasul-Ny, kita sebagai hamba tidak diberikan kewenangan atau otoritas untuk mengubah atau menambah apalagi berkreatifitas dengan sesuatu yang baru.
Sedangkan ibadah ghairu mahdhah hubungannya adalah dengan sesama manusia dan semua yang ada di alam semesta ini atau hablumminannas wa minal alam. Dalam hal ini yang harus dijunjung tinggi adalah akhlak atau etika agar semua diperlakukan secara baik sesuai ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Karena semua selain Allah adalah makhluk, maka aturan memperlakukan makhluk lainnya ini sesuai aturan-Nya pula.
Teriakan Mayat dalam Keranda
Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa ketika mayat diletakkan di keranda—jika di negeri kita tertutup; ada juga yang dipeti; di negeri Arab tanpa tutup—si mayat itu sebenarnya berteriak. Bagi yang Mukmin dan husnul khatimah teriakannya justru malah minta agar disegerakan untuk dimakamkan.
Sebaliknya jika ia seorang yang banyak dosa apalagi kafir dia berteriak karena sangat ketakutan, dan teriakannya ini di dengar oleh semua makhluk-Nya kecuali manusia.
Dengan demikian menjadi orang shaleh adalah keniscayaan. Setiap hamba hendaknya memperhatikan diri apakah sudah termasuk orang yang shalih atau sebaliknya. Harus ada upaya yang terus-menerus agar diri ini termasuk orang-orang yang shalih, di mana semua aktivitas ibadah kita hanya semata-mata berharap keridhaan Allah.
Semoga di bulan suci ini menjadikan diri kita sadar akan posisi yang sebenarnya di sisi Allah, dan selanjutnya kita berusaha mereposiss diri ini secara baik dan benar jika belum berposisi secara tepat. Amin! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post