PWMU.CO – Di era globalisasi ini, ada indikasi munculnya ancaman serius yang dihadapi negara Indonesia. Ada penjajahan gaya baru yang dialami Indonesia, yang secara tidak langsung datang dari pihak asing. Dampaknya mulai terasa. Di mana, aset kekayaan Indonesia hanya dinikmati oleh kapitalis dari asing.
Selain itu, bangsa Indonesia juga diadu-domba antargolongan dan antarumat, untuk memecah kesatuan dan mencederai toleransi, hingga menimbulkan kegaduhan di mana-mana. Oleh karena itu penting ditumbuhkan kesadaran bela negara, termasuk pada kader bangsa yang tergabung dalam Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM).
(Baca: KOKAM Harus seperti Sahabat Salman Alfarisi, Kuat Imannya dan Tangguh dalam Kesiapsiagaan)
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Komandan Depo Pendidikan Kodam 5 Brawijaya, Letkol Budi Cahyono dalam sambutan pembukaan Diklat KOKAM yang diselenggarakan di Depo Pendidikan Bela Negara Resimen Induk Kodam 5 Brawijaya, Kota Malang, Jumat (27/1).
“Diklat ini sangat tepat di tengah besarnya ancaman yang dihadapi bangsa di era globalisasi ini, termasuk juga tanda-tanda munculnya ancaman PKI di Indonesia,” Letkol Budi.
Letkol Budi sangat mendukung Muhammadiyah yang berkenan bersinergi dengan TNI. “Kami menyambut baik dan mengapresiasi kepada Muhammadiyah yang berkenan menitipkan kader-kadernya untuk dididik wawasan kebangsaan dan cinta tanah air sebagai bentuk sinergi antara Muhammadiyah dengan TNI,” terang Letkol Budi.
(Baca juga: Sengaja! KOKAM Dikader Khusus untuk Bela Islam, Bangsa dan Muhammadiyah)
Sementara itu, Ir Baroni MM, yang mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang menyampaikan terima kasih kepada Depo Pendidikan Bela Negara yang telah berkenan menerima dan mendidik para kader-kader muda Muhammadiyah yang tergabung dalam KOKAM kota Malang.
Wakil Ketua PDM Kota Malang itu berpesan kepada peserta KOKAM untuk menjadi generasi penurus perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam membangun bangsa. “Perjalanan sejarah bangsa ini tidak lepas dari tokoh-tokoh Muhammadiyah di antaranya adalah Ki Bagus Hadikusumo dan Kyai Haji Kahar Muzakir, 2 dari 9 anggota perumus Pancasila,” ujar Baroni.
Selain itu, dia juga mengingatkan tentang sosok Jenderal Sudirman yang juga merupakan tokoh Muhammadiyah. “Jenderal Sudirman yang menjadi tokoh Sentral terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Beliau adalah kader Muhammadiyah. Artinya bahwa tidak perlu diragukan lagi bahwa Muhammadiyah adalah merupakan salah satu pilar penting dalam NKRI,“ ungkap Baroni.
(Baca juga: KOKAM Tidak Jaga Gereja: Selain Tidak Ada Ancaman Keamanan, juga Hindari Sikap Toleransi Seakan-akan)
Diklat KOKAM Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Malang diikuti oleh 80 anggota KOKAM Kota Malang selama tiga hari tiga malam, sejak hari Kamis sampai Ahad, 26-29 Januari 2017. Peserta Diklat KOKAM merupakan utusan dari Majelis, Lembaga, Ortom, dan masjid dalam lingkup Muhammadiyah kota Malang.
Ketua Pimpinan daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Malang Shobrun Jamil berharap agar Diklat ini dapat meningkatkan kesadaran bela negara Pemuda Muhammadiyah. “Minimal Diklat ini bisa meningkatkan kesadaran bela negara para Pemuda Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya serta meningkatkan loyalitas terhadap Persyarikatan Muhammadiyah pada khususnya,” tegasnya. (Zakaria/Beni)