Santri SPEAM Rebut Juara I Lomba Pidato Korem, liputan kontributor PWMU.CO Kota Pasuruan Dadang Prabowo.
PWMU.CO – Santri kelas IX SMP SPEAM (Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Ma’un Muhammadiyah) Ghulam Ilham Fatoni raih juara I Lomba Pidato Bahasa Indonesia. Acara tersebut digelar oleh Komando Resor Militer (Korem) 083, Selasa (22/3/2022).
Peserta lomba adalah santri pesantren tingkat SMP di wilayah Korem 083. Yaitu meliputi Komandi Distrik Militer (Kodim) Malang-Batu, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jember, Banyuwangi dan Kota Malang.
Setiap Kodim diminta tiga santri dari pesantren yang dipilih untuk mengikuti lomba. Dan dari Kota Pasuran, pesantren SPEAM mengirimkan Ghulam sebagai utusan untuk kategori pidato bahasa Indonesia.
Bertempat di Aula Kodim Kota Pasuruan, lomba pidato kali ini diadakan daring (dalam jaringan). Setelah melakukan daftar ulang dan menerima nomor urut lomba, setiap peserta menampilkan pidato dari layar zoom. Dalam lomba ini setiap peserta diberi waktu lima sampai tujuh menit untuk menyampaikan pidatonya.
Skill Pidato dari Pesantren
Di lomba pidato yang bertemakan Bela Negara ini, Ghulam menyampaikan pidatonya dengan judul Memanfaatkan Media Sosial sebagai Pencegahan Konflik dan Pertahanan Negara.
Ghulam yang pernah meraih juara III lomba pidato tingkat nasional yang diadakan oleh Pesantren Al-Masduqi Garut ini menyampaikan pidato dengan penuh retorika dan percaya diri. Ia pun mendapatkan nilai tertinggi mengungguli perolehan peserta lainnya.
Putra kedua dari pasangan M Fatoni dan Endang Hendrawati ini mengaku bahwa skill pidatonya didapatkan dari para ustadz di pesantren SPEAM.
“Saya mulai belajar pidato dengan menirukan gaya ceramah dan pidato para ustadz di SPEAM. Selain itu kesempatan latihan pidato satu pekan sekali dan jadwal ceramah setelah shalat isya setiap harinya saya manfaatkan sebaik mungkin,” ungkapnya.
Latihan Pidato dan Ceramah
Di pesantren yang mempunyai visi mencetak generasi Islami, modern dan berjiwa entrepreneur ini kemampuan berbicara para santri dilatih dan diasah melalui latihan pidato dan ceramah yang digilir secara bergantian setelah sholat Isya.
“Selain itu, kami para santri juga mendapat bimbingan dan contoh dari para ustadz yang memberikan tausyiah diniyah di waktu-waktu tertentu. Hal tersebut dimaksudkan agar kami mampu menjadi pendakwah Islam yang mumpuni di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya m
Baginya kemampuan bicara di depan orang itu penting. Untuk itu, dia selalu berlatih mengasah kemampuan berpidato dan banyak membaca buku bacaan yang tersedia di perpustakaan SPEAM dan dari internet.
“Di antara buku bacaan yang ada, saya lebih tertarik untuk membaca tentang studi keislaman, politik dan kadang filsafat,” jelasnya.
Selamat atas prestasi yang diraih! (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.