PWMU.CO– Sudarti (59), aktivis PCA Lakarsantri Surabaya wafat, Selasa (12/4/2022).
Jenazahnya dikebumikan di Pemakaman Lidah Kulon Surabaya pagi hari itu juga diantarkan tetangga, jamaah masjid, dan warga persyarikatan.
Sudarti pernah menjabat Ketua Majelis Dikdasmen PCA Lakarsantri periode 2010-2015. Dia juga aktif di pengajian Masjid al-Qohar, PCM, dan pengajian wanita al-Hidayah.
Sebelum wafat sempat dirawat di ICU RSAL selama sepuluh hari karena kesehatannya menurun.
Sutomo, suaminya, menceritakan, yang membuatnya bersyukur selama opname itu istrinya tak pernah meninggalkan shalat lima waktu.
”Dengan berbaring di tempat tidur dia shalat, berdzikir, dan berdoa. Saya juga berpesan kepada suster kalau waktunya shalat dan istri saya tidur tolong dibangunkan,” ujar Pak Tomo yang juga takmir Masjid al-Qohar Raya Lidah Kulon.
Sudarti dan Sutomo dikaruniai empat putra dan enam cucu. Semua anak-anaknya aktivis dakwah. Putra keduanya lulusan pondok pesantren di Yaman.
Kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 59 Lakarsantri Siti Rafiqoh juga punya kenangan dengan aktivis perempuan ini semasa di Majelis Dikdasmen PCA Lakarsantri .
”Bu Sudarti pejuang Aisyiyah dan aktif di pengajian. Setelah TK ABA 59 berdiri, sebagai Ketua Majelis Dikdasmen membina guru dan mencarikan dana untuk kesejahteraan guru,” kata Bu Susi, panggilan akrab Siti Rafiqoh.
Menurut dia, sosoknya lembut dan penyayang kepada guru-guru. ”Selalu mendorong bagaimana caranya agar TK dapat berkembang, mendapatkan siswa yang banyak,” tuturnya.
Ketika PCM Lakarsantri membangun gedung Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 28 di Jl. Bangkingan, dia menawarkan bantuan dengan meminjamkan uang TK untuk membeli bahan bangunan.
Kenangan lainnya ketika penyembelihan hewan kurban Idul Adha tahun 2014 di MI Muhammadiyah 28 Bangkingan.
Ketika panitia sibuk memotong daging, tiba-tiba masuk seorang pemuda sambil membawa golok. Pemuda itu langsung ditemui Syaiful Anang, panitia Idul Adha.
Pemuda itu memaksa meminta satu sapi untuk dipotong warga kampung. Sudarti yang sedang memotong daging bersama panitia lainnya ikut berdiri dan menegur pemuda itu supaya bersikap sopan dan menghormati orang lain. Setelah otot-ototan dan gertakannya tak mempan akhirnya pemuda itu keluar.
Dia juga ibu yang mandiri. Suatu hari pernah berobat ke RS di Wiyung. Selesai berobat tidak ada yang menjemput. Langsung dia putuskan pulang naik ojek. Menyadari sopir ojek bukan muhrimnya, berulang kali dia permisi mohon izin saat dibonceng.
Dalam bulan April ini, PCM Lakarsantri kehilangan dua tokoh aktivisnya. Sebelumnya telah wafat Wakil Ketua PCM Lakarsantri Dr Ir H Sudiyarto MMA (62) pada Rabu (6/4/2022) pukul 03.00. (*)
Penulis Ichsan Mahyudin Editor Sugeng Purwanto