Catatan Perjalanan oleh Nadjib Hamid
PWMU.CO – Bagi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, ber-Muhammadiyah bukan saja harus dijalani dengan sungguh-sungguh tapi juga tetap gembira. Para aktivisnya tidak saja dituntut melaksanakan programnya, tapi harus pula diberi “harapan” agar lebih bergairah. Itulah yang coba dipraktikkan di lingkungan Majelis Pendidikan Kader (MPK) Wilayah.
MPK merupakan Unsur Pembantu Pimpinan, yang memiliki peran strategis dalam penyiapan generasi penerus sebagai penjaga eksistensi gerakan. Namun dalam realitasnya majelis ini kurang diminati antara lain karena dianggap tidak ada sesuatu yang menjadi “harapan”. Sangat sedikit kader yang mau menyediakan diri untuk mengurus bidang perkaderan. Dari yang sedikit itu pun spiritnya rata-rata kurang menggairahkan.
(Baca: Dakwah pun Berbalas Pahala Kontan di Dunia: Plesir ke Luar Negeri)
Sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan antusiasme berkegiatan, sekaligus merealisasikan slogan ber-Muhammadiyah dengan gembira yang telah lama dicanangkan, dalam pelbagai kesempatan sering saya sampaikan tentang “harapan-harapan”.
Namun saking tidak lazimnya hal itu terjadi di lingkungan Persyarikatan, reaksi audien rata-rata meragukan. Termasuk ketika dalam Works Shop Perkaderan di Unmuh Jember (19/8/2016) diumumkan bahwa 10 MPK Daerah yang hadir dalam acara ini daftar online dan datang awal dengan jumlah peserta sesuai ketentuan akan diajak studi banding ke Luar Negeri, reaksinya biasa-biasa saja. Baru setelah secara definitif nama-nama daerah diumumkan, reaksi kecemburuan mulai bermunculan.
Harapan tersebut pada 17-20 Januari 2017 menjadi kenyataan. Sepuluh MPK Daerah, yakni Jember (M. Zaenal Mahfud), Bondowoso (Muh. Hamka), Kota Probolinggo (Samsul Arifin), Kota Pasuruan (Fauzi), Kota Batu (Abdul Manaf), Kabupaten Blitar (Wijiyanto), Kabupaten Kediri (Sudarmaji), Gresik (Choirul Anam), Lamongan (Fathurrahim Syuhadi), dan Tuban (Miftakhul Khoir), didampingi Ketua dan dua Anggota MPK Wilayah (Latipun, Agus Machfud, dan Moh. Ernam) studi banding sekaligus rekreasi ke Malaysia dan Singapura.
Turut mendapatkan berkah, Pemred Matan dan pwmu.co (Muh Kholid As), Agen Matan terbaik (Bambang Hari Wahyurullah), dan saya sendiri selaku Wakil Ketua PWM Jatim yang membidangi Perkaderan, Pengembangan Cabang-Ranting, Informasi-Komunikasi, dan Kerjasama.
(Baca juga: Akan Masuk Singapura, Rombongan Pimpinan Muhammadiyah Itu Jalani Pemeriksaan Khusus 1,5 Jam di Imigrasi)
Turut serta beberapa peserta mandiri, yaitu Ketua PDM Kabupaten Kediri (Achmad Fanani), PDA Kota Probolinggo (Noor Hidayah dan Aisyah Kirana Firdausy), Ketua PCA Wonokromo (Luluk Humaedah), guru SMK Muhammadiyah Singosari, Malang (Titin Prihatin Rahayu), mahasiswa UMY (Ulun Nuha), santri Madrasah Mu’allimin (Aunillah Ahmad), dan siswa SMP Muhammadiyah 2 Surabaya (Aulia Azmi).
Kegembiraan terpancar dari wajah para peserta sejak masih di Bandara Juanda, Sidoarjo. Saking senangnya mau diajak ke luar negeri, di antara mereka bahkan sudah berada di bandara sejak pukul 01.00 dini hari. Padahal sudah diberitahu bahwa pesawat baru terbang Selasa pagi pukul 9.00 WIB. Maklum di antara mereka memang tidak sedikit yang baru kali pertama naik pesawat udara. Baca sambungan di halaman 2: Tiba di bandara Kuala Lumpur …