PWMU.CO – Setiap orang kalau ditanya apa yang kamu inginkan dalam hidup ini? Jawabnya pasti ingin bahagia. Dan kebahagiaan merupakan satu dari sekian banyak capaian yang diinginkan oleh manusia yang hidup di bumi Allah SWT ini.
Bahagia sendiri mempunyai makna yang amat dalam, dan hanya dirinya sendiri yang bisa merasakannya. Karena bahagia itu letaknya dihati yang sangat dalam. Bila ada sahabat kita yang bilang: Saya bisa merasakan kebahagiaanmu. Itu adalah bohong. Kalau merasakan imbas dari rasa bahagia itu ‘Ya’, tapi kalau merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya itu tidak mungkin.
Sejatinya manusia diciptakan dengan berjuta ragam perbedaan watak dan karakter. Sehingga standard bahagia antara satu dengan lainnya, juga pastinya berbeda. Banyak cerita yang menggambarkan beragam persepsi manusia akan rasa bahagia itu.
Semisal dalam perjalanan saya dari Yogyakarta menuju Karanganyar. Di sepanjang jalan itu berjajar orang penjual degan atau kelapa muda bakar. Meski lumayan sering lewat sana, akan tetapi baru kemarin bisa mampir dan menikmati lezatnya degan bakar dan aneka camilannya. Menjadi kebiasa saya adalah suka tanya-tanya pada siapa saja yang saya jumpai termasuk si penjual degan itu. Yang kami bicarakan adalah hal-hal biasa, soal jualannya, keluarganya , ya pokoknya hal-hal yang biasa dibicarakan orang.
Nah, usai minum pun kami pamit, betapa kagetnya saya melihat si ibu menangis sesenggukan. Ketika saya pegang bahunya tangisnya tambah keras. Lalu saya bertanya: kenapa Ibu kok nangis, kenapa sedih? Coba kira-kira apa jawaban dari Ibu tadi? Mungkin orang akan mengira jawaban ibu itu sedih karena ini atau itu. Tapi ternyata tidak!. Dan itu membuat saya lebih kaget lagi mendengar jawaban si Ibu sambil sesenggukan berkata: Kulo niki saking senenge ketemu Ibu. (Saya ini sangat senang bertemu dengan Ibu!).
Selanjutnya Baca Halaman 2