Inilah Pesan Menyentuh PCM pada siswa MIM Dolopo, liputan Supriyono kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – MI Muhammadiyah Dolopo Madiun mengadakan kegiatan rutin setiap tahun diakhir pembelajaran kelas VII berupa Wisuda dan Serah Kembali siswa kepada wali murid, Sabtu (28/5/22).
Acara wisuda ini dimulai dengan membariskan peserta wisuda di luar Aula Mas Mansur Komplek perguruan Muhammadiyah Cabang Dolopo. Kemudian masuk aula dan duduk di kursi yang telah disedian khusus untuk peserta wisuda.
Pimpinan Cabang Dolopo Drs Subangun MKPd memberikan pesan kepada peserta wisuda agar tetap fokus belajar. Belajar adalah kewajiban seorang siswa adalah belajar.
“Untuk bisa mencapai cita-cita yang diinginkan harus fokus,” ujarnya.
Dia memaparkan belajar menjadi hal yang sangat penting untuk terus dilakukan oleh siswa. Dengan modal ini, cita-cita bisa diraih di genggaman.
Teguh Kepada Al-Quran
Subangun berpesan apapun cita-cita mereka harus tetap berpegang teguh kepada al-Quran dan hadist. Dia mengucapkan terima kasih karena telah mengamanahkan putra-putrinya di MIM Dolopo.
“Kami berharap orangtua juga ikut mempromosikan MIM Dolopo,” kata Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Ponorogo ini.
Shalat Dhuha
Dalam sambutannya Kepala MIM Dolopo Supriyono SPdI menyampaikan pesan kepada wisudawan untuk tetap melaksanakn pembiasaan yang sudah dilaksanakan di sekolah. Contohnya adalah shalat dhuha yang telah dilaksanakan setia pagi.
“Selain itu juga tilawah al-Quran yang juga dibiasakan setiap hari. Walaupun sudah tidak di MIM Dolopo pembiasaan ini harus terus dilaksanakan,” pesannya.
Dia menegaskan selain pembiasaan positif, wisudawan juga harus menjaga nama baik sekolah. Jangan sampai mencoreng nama baik almamater MI Muhammadiyah Dolopo. “Ini yang harus tetap dipegang dan dipraktikkan dengan baik. Ini adalah ilmu terbaik yang kita berikan.”
Siswa kelas 6 MI Muhammadiyah Dolopo di tahun pelajaran 2021-2022 berjumlah 51 siswa. Namun dalam tahun ini mewisuda atau melepaskan 50 siswa, karena salah satu siswa berpulang ke kehadapan Allah SWT sebelum mengikuti ujian madrasah karena sakit. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.