Tingkatkan Kualitas Kampus
Kedua, Prof Haedar menyampaikan, keberadaan mereka di kampus UMG itu wujud usaha meningkatkan kualitas dan peran kampus Muhammadiyah pada umumnya. “Kita, Muhammadiyah, termasuk Aisyiyah, punya 171 perguruan tinggi,” ungkapnya.
Bahkan, dia baru saja meresmikan Universitas Muhammadiyah Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB). “Ini bukti nyata dari kehadiran Muhammadiyah yang memberi untuk bangsa, membangun negeri, memajukan semesta,” tegas Prof Haedar.
Dia lantas menekankan, “Insyaallah Muhammadiyah tidak akan jadi beban negara. Tidak ingin merepotkan negara, apalagi jadi benalu negara!”
Prof Haedar yakin, “Insyallah kita jadi kekuatan masyarakat unggul, menggambarkan masyarakat madaniah. Mandiri tapi berkolaborasi dengan siapa pun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.”
Makan Anggaran Miliaran Rupiah
Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Dr Eko Budi Leksono ST MT menyampaikan, dirinya berbangga pihaknya bisa berkolaborasi dengan teman-teman dosen, TNI, dan seluruh masyarakat untuk menyukseskan peresmian masjid yang kini berdaya tampung hingga seribu jamaah itu.
Padahal, lanjutnya, dulu pada awal berdirinya pada tahun 1996, masjid yang hanya bernama KH Faqih Oesman itu berkapasitas sekitar 205 jamaah saja. “(Renovasi sekarang) tinggal finishing, ini sudah 92 persen,” terangnya.
Adapun pembangunan masjid dua lantai itu menghabiskan anggaran sekitar Rp 7 miliar. “Dengan konsep swakelola, itu sudah sangat murah!” tegasnya.
Eko—sapaannya—juga mengungkap perasaannya usai Prof Haedar berkenan hadir meresmikan. “Tentunya ini sangat membanggakan saya sebagai rektor! Jarang-jarang AUM (amal usaha Muhammadiyah) dikunjungi oleh Ketum PP Muhammadiyah,” imbuhnya.
Dia lantas menerangkan, peresmian masjid itu dilanjutkan dengan pembinaan al-Islam dan Kemuhammadiyahan kepada karyawan UMG. “Harapannya, teman-teman mengerti bagaimana amal usaha Muhammadiyah (AUM) harus dikelola dengan baik sesuai tuntunan Muhammadiyah,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni