PWMU.CO – Dalam kunjungan ke Kabupaten Nganjuk untuk melantik Ikatan Bimbingan Konseling Sekolah (IBKS) dan sosialisasi panduan penyelenggaraan bmbingan konseling sekolah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Muhadjir Effendy, mengeluarkan statemen menggelitik. “Kalau ada koruptor, siapa yang salah?” ujar Muhadjir dalam acara bertempat di pendopo Pemerintah Kabupaten Nganjuk itu, (18/2).
Sudah tentu jawabannya banyak, tapi guru juga tidak bisa lepas tanggung jawab, meski juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya juga. Karena itu, Muhadjir mengajak para guru, terutama pengurus IBKS, untuk terus melakukan terobosan dalam memperkuat karakter para peserta didik.
(Baca juga: Reuni di Madiun, Mendikbud Tak Lupa Nama-Nama Gurunya)
“Agar tidak ada stigma bahwa koruptor adalah cetakan dari guru, maka upaya pembentukan karakter di sekolah memerlukan keberadaan guru bimbingan konseling yang berguna untuk mengaktifkan siswa,” jelas Muhadjir .
Pada prinsipnya, tambah mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, guru BK memberikan keleluasaan agar siswa berperan aktif dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa secara maksimal.
Pada kesempatan itu, Muhadjir juga mengajak para guru untuk memberi tekanan lebih dalam mengamalkan satu dari 3 semboyan Kemendikbud. Yaitu ing ngarso sung tulodo, yang di depan menjadi contoh. “Karakter siswa sekarang adalah mencontoh, bukan sekedar didorong lagi. Karena itu, guru harus mempunyai prinsip untuk dicontoh,” tegas Muhadjir.
Terkait dengan Ujian Nasional yang sebentar lagi digelar, Mendikbud juga berpesan agar para guru tidak membiarkan adanya kecurangan akademik maupun birokrasi di sekolah. “Pasalnya hal itu sangat jelek untuk pengembangan siswa ke depan, dan membuat siswa menjadi koruptor di masa mendatang,” begitu pesan Muhadjir.
Demi masa depan Indonesia yang lebih baik! (diki)