3. RSUD dr Koesnadi Bondowoso
RSUD Pemerintah Kabupaten Bondowoso ini terletak di Jl. Kapten Pieree Tendean Nomor 3. Meski daerah ini dikenal bukan basis Muhammadiyah, tapi di tempat ini lahir tokoh besar Muhammadiyah. Yaitu Koesnadi, yang memang lebih banyak beraktivitas di Surabaya dan Jakarta. Lahir di Bondowoso, dia menempa diri saat muda di Surabaya dengan aktif di Hizbul Wathan (HW), Kepanduan milik Muhammadiyah.
Melanjutkan perkuliahan kedokteran di Jakarta, lantas dia banyak banyak berkecimpung dalam kegiatan Muhammadiyah. Dengan keahliannya sebagai pakar kesehatan, dalam setiap kepemimpinan PP Muhammadiyah dia selalu diamanahi sebagai Wakil Ketua (sekarang Ketua) yang membidangi Kesehatan. Namanya berkibar secara nasional sejak tahun 1962, sehingga dalam muktamar setengah abad itu dia terpilih sebagai anggota PP Muhammadiyah.
Dalam 6 muktamar kemudian, dia terus terpilih sebagai anggota PP. Mulai muktamar 1965 di Bandung, 1968 di Yogyakarta, 1971 di Ujung Pandan (Makassar), 1975 di Padang, 1978 di Surabaya, hingga yang terakhir pada muktamar 1985 di Surakarta. 11 bulan sebelum pelaksanaan muktamar ke-42 di Yogyakarta, 15-19 Desember 1990, Allah swt memanggilnya terlebih dahulu pada 24 Januari pada tahun yang sama. Pikiran-pikiran segar Koesnadi dalam menyelaraskan Islam dengan perkembangan kesehatan juga dijadikan rujukan negara ketika mengambil kebijakan.
(Baca: Ternyata, Ada 4 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah)
Nama Koesnadi memang erat dengan dunia kesehatan. Di Muhammadiyah, dia selalu diamanahi tugas mengurus tentang kesehatan. Tak heran jika namanya selalu disebut-sebut dalam berbagai pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah. Dalam pembangunan RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo 1967 misalnya, Koesnadi adalah peletak batu pertamanya. Sedangkan di Jakarta, dia juga tercatat sebagai inisiator pendirian Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, dan Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Sukapura.
Reputasi Koesnadi di belantara internasional juga tidak diragukan lagi dalam menyuarakan perbaikan kesehatan bagi umat manusia. Tak heran jika rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta 1983-1990 ini menjadi sosok penting di Indonesia bagi NOVIB (Nederlands Organisatie Voor Internationle Behulpazaam Heid). Yaitu lembaga pemerintahan Belanda yang memberikan bantuan dana ke pihak-pihak yang memerlukannya. Sangat wajar jika Pemerintah Kabupaten Bondowoso akhirnya mengabadikan namanya sebagai nama RSUD setempat. (kholid)