Bagaimana di Indonesia?
Melansir laman Kemenkes RI disebutkan bahwa hingga tanggal 20 Agustus 2022, telah dilaporkan kasus pertama cacar monyet di Indonesia. Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syahril dari 23 kasus yang dilaporkan, di antaranya 22 kasus telah dinyatakan bukan sebagai cacar monyet, hanya satu yang positif terkonfirmasi melalui tes PCR.
Kasus cacar monyet yang pertama di Indonesia berasal dari DKI Jakarta, seorang laki-laki berumur 27 tahun.
Oleh sebab itu pemerintah dan masyarakat perlu berkomitmen untuk melakukan tindakan preventif terhadap penyebaran penyakit cacar moyet ini di Indonesia.
Cara Pencegahannya?
Berdasarkan berbagai hasil studi disebutkan bahwa infeksi alami cacar memberikan perlindungan silang terhadap cacar monyet. Pada 1980-an, terbukti bahwa vaksin cacar juga dapat memberikan perlindungan silang pada tingkat sekitar 85 persen.
Namun, perkiraan ini dibuat hanya beberapa tahun setelah kampanye vaksinasi massal untuk memberantas cacar. Diharapkan bahwa vaksin cacar masih memberikan perlindungan terhadap tingkat keparahan cacar monyet. Penduduk yang lahir sebelum tahun 1980 ke bawah pernah mendapatkan vaksin cacar. Program vaksinasi cacar ini telah dihentikan sejak tahun 1980-an, mengingat bahwa wabah penyakit cacar telah dinyatakan tidak berjangkit lagi.
Untuk itu, dalam upaya pencegahan cacar monyet ini, perlu dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) dan protokol 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).
Apakah Sudah Ada Vaksin Cacar Monyet?
Hingga saat ini belum ada vaksin yang khusus dikembangkan untuk cacar monyet. Meskipun demikian, beberapa negara tengah melakukan penelitian terbatas terhadap vaksin yang sebelumnya digunakan untuk mencegah cacar (smallpox) sebagai upaya penanggulangan wabah cacar monyet.
Mengingat bahwa penyakit cacar sudah dinyatakan berhasil dibasmi sejak tahun 1980-an, maka stok vaksinnyapun tidak lagi banyak tersedia. Namun, dengan mulai semakin tingginya penyebaran cacar monyet, beberapa negara sudah mulai kembali memproduksi vaksin cacar generasi kedua untuk digunakan dalam pencegahan cacar monyet.
Guna mengendalikan wabah cacar monyet ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui dua jenis vaksin cacar yang dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet. Demikian pula Badan Kesehatan Eropa (The European Medicines Agency’s (EMA) juga telah menyetujui penggunaan vaksin cacar untuk pencegahan wabah cacar monyet yang saat ini sedang merebak di Eropa.
Salah satu vaksin cacar yang telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di Amerika untuk mencegah penyebaran cacar monyet adalah vaksin Imvanex atau vaksin Jynneos. Vaksin ini diberikan secara intradermal untuk individu berusia 18 tahun ke atas yang berisiko tinggi terinfeksi monkeypox. EUA juga mengizinkan penggunaan vaksin JYNNEOS pada individu yang berusia kurang dari 18 tahun dan diberikan melalui injeksi subkutan.
Adapun dosis vaksin Jynneos yang diberikan dalam dua dosis. Suntikan kedua diberikan dengan selang waktu empat minggu (28 hari). Efektifitas vaksin ini dicapai dalam waktu 14 hari setelah dosis kedua diberikan guna membangun respons kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus.
Vaksin Jynneos telah terbukti aman dan efektif pada uji klinik pada individu dengan kondisi sistem kekebalan yang menurun (immunocompromised). FDA juga menyatakan bahwa manfaat vaksin Jynneos dalam melindungi masyarakat terhadap infeksi virus cacar monyet, lebih besar daripada risiko yang ditimbulkannya. Namun demikian, belum ada data yang menunjukkan bahwa pemberian vaksin Jynneos akan memberikan perlindungan jangka panjang dalam upaya pencegahan wabah cacar monyet.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dari wabah cacar m,oyet ini dan wabah penyakit menular lainnya. Amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni