PWMU.CO – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Din Syamsuddin, adalah salah satu tokoh yang bersuara keras terkait langkah kepolisian memperkarakan rekening Yayasan Keadilan untuk Semua (YKUS). Jika biasanya disampaikan di luar, kemarin Jum’at (24/2), Din bisa langsung menyampaikan uneg-unegnya itu kepada Kapolri secara langsung face to face.
Pertemuan itu diceritakan Din Syamsuddin saat mengisi Dialog Kebangsaan “Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan” di arena sidang Tanwir Muhammadiyah hari kedua, (25/2). Dalam pandangan Din, apa yang dilakukan kepolisian ini membuat suasana kembali tidak kondusif karena seperti “mengada-ada”.
(Baca: Kekhawatiran Din Syamsuddin terhadap Potensi Perang Dunia Ketiga dan Ini Kata Din Syamsuddin tentang Gerakan-Gerakan Keagamaan Transnasional)
“Saat saya shalat tahiyyatul di Masjid Al-Fattah sebelum shalat Jumat, tahu-tahu di samping saya Kapolri,” cerita Din yang lebih dulu menyelesaikan shalat tahiyyatul masjid. Begitu salam usai tahiyyatul masjid, Tito pun menyapa Din.
Bagi Din, tentu saja ini menjadi kesempatan untuk menguraikan unek-uneknya tentang kasus Adnin Arnas dan Bachtiar Nasir. “Janganlah begitu, Pak Tito. Ini jadi ramai lagi,” kata Din kepada Tito sambil menyebut tentang peranan para tokoh Islam yang berusaha meredam-dinginkan suasana panas umat terkait penistaan agama yang dilakukan Ahok.
“Ini mengada-ada,” lanjut Din. “Tidak benar itu, ada mau mengirim ke ISIS (Islamic State in Irak and Syiria, red) dan segala macam,” jelas Din.
Bagi Din, pengusutan sumbangan umat yang melibatkan Adnan dan Bachtiar itu sudah keterlaluan. “Mengurus orang menyumbang untuk urusan keagamaan, sampai dicari-cari kesalahannya,” jelas Din tentang pendapatnya terkait kasus Adnin ini.
Sebelumnya, Din mengaku memang agak emosi terkait dengan langkah Polri yang menetapkan Adnin sebagai tersangka kasus rekening KUS. Tak hanya itu, Bachtiar Nasir yang juga Wakil Sekretaris Dewan Perimbangan MUI, juga dituduh terlibat dalam transaksi dengan ISIS di Suriah.
(Baca juga: Din Syamsuddin: Kasus Ahok Hanya Puncak Gunung Es, Masalah di Bawahnya Jauh Lebih Besar dan Din Syamsuddin: Monopoli yang Mendominasi dan Mendikte adalah Akar Ketidakadilan yang Bahayakan Keseimbangan Nasional)
“Bongkar-bongkar semuanya, bongkar itu duit teman Ahok, bongkar itu soal rekening gendut. Ada wartawan yang bilang: apakah itu rekening gendut polisi? Saya jawab: ya,” cerita Din tentang sikapnya terhadap kasus yang menimpa rekening YKUS itu.
Ringkasnya, Din mengungkapkan bahwa pilihannya hanya dua, bongkar semua kasus serupa tanpa pilih kasih. Atau hentikan kasus yang melibatkan Adnin tersebut.“Saya berharap itu tidak dilanjutkan oleh Polri,” ujar Din di depan peserta Tanwir.
Bagaimana kelanjutan kasus ini? Kita lihat saja apa yang akan dilakukan oleh kepolisian. (iqbal paradis)