Wali Siswa TK Aisyiyah 11 Giri Ikuti Sosialisasi Damar Kurung, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Roisyah Zuliyanti
PWMU.CO – Sebanyak 50 wali siswa TK Aisyiyah 11 Giri Kebomas Gresik mengikuti acara Sosialisasi Damar Kurung yang disampaikan budayawan Kriswanto Adji Wahono di Aula Serbaguna, Jumat (19/8/22).
Dalam acara pembukaan Kepala TK Erni Kurniasari SPd mengatakan acara sosialisasi ini diadakan sebelum pelaksanaan lomba membuat damar kurung orangtua dan anak. Dia berharap kegiatan sosialisasi ini menambah wawasan orangtua mengenai damar kurung yang merupakan warisan budaya khas Gresik.
“Melestarikan warisan budaya Gresik berupa damar kurung akan mudah dilakukan dengan berkolaborasi antara budayawan, guru, orangtua, dan anak,” ujarnya.
Media Dakwah
Kris Adji AW menuturkan asal-usul damar kurung sudah ada sejak zaman Sunan Prapen yang digunakan sebagai media dakwah. Bisa dikatakan damar kurung adalah budaya Islam.
“Pada mulanya damar kurung berbentuk wayang gulung,” katanya.
Penjelasan ini menarik perhatian Ninik Zakiyah, ibu dari Shofiyah Azkadina. Dia menanyakan bagaimana cara menggambarnya di damar kurung tersebut.
Kris Adji AW memaparkan cara menggambar damar kurung dari atas ke bawah. Proses menggambar juga dari tengah ke kanan dan dari tengah ke kiri. Ciri-ciri gambar damar kurung ialah orang hanya tampak samping, tanda panah berarti angin, titik tiga berarti suara, gambar daun di atas berarti di luar ruangan, gambar atap berarti di dalam ruangan.
Beri Apresiasi
Kris Adji AW mengapresiasi kegiatan yang diikuti wali siswa. Pada prinsipnya, pendidikan anak adalah kewajiban orangtua, maka kegiatan sosialisasi damar kurung adalah bagian dari itu.
Di tempat terpisah, Erni Kurniasari bersyukur kegiatan sosialisasi pembuatan damar kurung dihadiri lebih dari 50 persen undangan mengingat pelaksanaan kegiatan di hari efektif. “Senang tentunya melihat wali siswa banyak yang menanyakan teknis lomba dan menyampaikan tidak keberatan dengan kegiatan sosialisasi dan lomba damar kurung,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.