Rubrik Humor ‘Candamu’ PWMU.CO Dapat Pujian; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Sesi diskusi Rembug Gayeng Media Ke-9 Bertem Buka-Bukaan Media PWMU.CO yang diadakan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berlangsung interaktif.
Saat Fatoni menyampaikan materinya, para peserta aktif menuliskan pertanyaan di kolom komentar Zoom, Selasa (30/8/22) malam.
Salah satu peserta Fauzul Muhammad menceritakan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY punya situs bernama Mediamu.id. “Kalau saya bandingkan dengan Mediamu.id, PWMU.CO sudah melepaskan diri dari pola standar web resmi lembaga. Tampilannya menarik dan antarmukanya dinamis.”
“Menampilkan artikel-artikel populer yang sudah terkurasi di samping rubrik hard news dan feature. Bahkan uniknya, ada rubrik humornya. Selamat untuk PWMU.CO dan semoga ke depan akan semakin lebih baik.”
Fatoni menjawab, “Alhamdulillah, terima kasih. Mediamu.id saya kira harus bisa menyalip PWMU.CO.”
Dia membenarkan ada Candamu. “Jadi di ceramah, misal Pak Din (Prof Din Syamsuddin MA PhD, Ketum PP Muhammadiyah 2005-2015), ternyata ada canda-candanya. Kalau dikoleksi kalimat candanya bisa jadi berita tersendiri,” terangnya.
PWMU.CO, lanjutnya, agak mendapat kebebasan dari PWM Jatim. “Sehingga bisa berekspresi. Kadang-kadang saja kalau terlalu keras mengkritik pemerintah itu diingatkan. Atau ada berita-berita yang membikin hubungan antarormas jelek itu diingatkan,” sambungnya.
Dia menambahkan, banyak sisi-sisi humor dari tokoh Muhammadiyah yang bisa dikurasi menjadi sebuah tulisan yang bikin ngakak, termasuk yang terbanyak adalah dari Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti.
“Sampai-sampai kita memberi julukan pada beliau Bapak Muhammadiyah Garis Lucu,” ujarnya, Jumat (2/9/2022). Bahkan, orang seserius Ketua PWM Jatim M Saad Ibrahim sering ceramahnya bikin gerr-gerran meski disampaikan tanpa ekspresi lucu.
Fatoni berharap humor tokoh-tokoh Muhammadiyah itu bisa diterbitkan menjadi sebuah buku. “Pasti keren dan menghibur,” katanya.
Sumber Biaya Operasional
Sementara itu, Eko Triyanto–Wakil Sekretaris Bidang Komunikasi Informasi dan Teknologi PWPM DIY–menanyakan sumber biaya operasional PWMU.CO. Fatoni kemudian menerangkan, pada awal pendiriannya tahun 2016, para pendirinya sendiri yang membeli domain.
“Simbol PWMU.CO sudah punya domain, domainnya dibeli dari kantongnya teman-teman Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK PWM Jatim),” ujarnya.
Sedangkan untuk biaya server, Fatoni mengungkap, “Dulu kita sewa server, tapi sekarang sudah pindah ke servernya PWM sehingga secara langsung tidak mengeluarkan biaya.”
Fatoni juga menyatakan, PWMU.CO tidak mengelola dana sendiri. “Kalau ada iklan dimuat di PWMU.CO, masuknya ke rekening PWM,” ujarnya. Jadi kalau misal mau mengadakan acara, mereka mengajukan proposal ke PWM.
Karena berbasis relawan, lanjutnya, praktis tidak ada biaya pengeluaran. Dalam arti, tidak ada imbalan uang untuk naskah yang dimuat. “Kalaupun ada ya uang pulsa untuk editor dan coeditor dari PWM,” imbuhnya.
Terima Semua Tema
Pertanyaan lain datang dari Ahmad Fauzan, peserta asal Jepara. “Pembaca yang dominan adalah usia produktif, remaja atau pemuda, apakah tidak ada konten tematik (bertema anak muda) misalnya?” tanya dia.
Fatoni menyatakan konten di PWMU.CO tergantung kontributornya. “Karena siapa pun bisa menulis. Kalau teman-teman menulis tema-tema muda ya bisa dimuat. Sebenarnya PWMU.CO yang mewarnai kontributor atau pembaca,” terangnya.
Adapun para editor dan coeditor hanya memastikan kelayakan dari sisi bahasa dan visi-misi Muhammadiyah. “Intinya, semua jenis tema bisa masuk di PWMU.CO,” imbuhnya. (*)