Dahlan Rais: Bicara Keberagaman, Muhammadiyah di Depan; Liputan Kontributor PWMU.CO Sorong Ulima Nabila Adinta.
PWMU.CO – Indonesia negara yang sangat luas, panjangnya melebihi Eropa. Anda harus merasakan kemajemukan dan keberagaman!
Begitulah pesan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Drs Ahmad Dahlan Rais MHum saat mengungkap salah satu alasannya mendukung PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menggelar Tanwir IPM 2022 di Sportorium Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Papua Barat, Kamis (22/9/22).
Sebelumnya dia menyatakan, “Saya mendukung saudara Nashir dan Hilal, Ketua Umum dan Sekjend IPM untuk memilih tempat di Sorong ini. Ambil hikmahnya, dengan ada di sini Anda harus bisa menangkap hal-hal yang positif!”
Kata Dahlan Rais, negara yang paling multietnis itu Indonesia, lalu Amerika. “Di Amerika, semua orang Eropa dan Asia ada di sana. Keduanya memiliki semboyan yang sama tentang keberagaman. Kebetulan juga dengan simbol yang sama, di sana elang, di sini garuda,” imbuhnya.
“Elang itu jelas ada burungnya, kemandirian luar biasa. Tidak pernah ada elang terbang ramai-ramai. Kalau kita mau mempelajari, saya kira kemandiriannya sudah dipupuk sejak lahir,” ungkapnya.
Kemudian dia membandingkan dengan lambang garuda Indonesia. “Ada yang mengatakan itu elang, ada yang mengatakan itu lebih dari elang. Yang satu nengok kanan, yang satu nengok kiri,” lanjutnya.
Dia pun mengucap terima kasih kepada Unimuda yang telah bersedia menjadi tuan rumah. “Menerima kegiatan itu dengan penuh konsekuensi, konkrit!” ungkapnya.
“Mengembangkan dakwah di kalangan pelajar, diterima oleh Unimuda yang kebetulan wakil rektornya itu semuanya muda. Pada angka kepala tiga. Luar biasa Sorong in!” lanjutnya.
Pemimpin dan Keteladanan
Dahlan lantas berpesan kepada peserta Tanwir, “Anda datang ke sini harus menumbuhkan suatu rasa bahwa hidup manusia itu bermasyarakat. Karena bermasyarakat itu sebuah sunnatullah.”
Kemudian dia mengungkap tiga konsekuensi hidup bermasyarakat. Yaitu hidup dalam keberagaman, kepedulian, dan kebersamaan.
Bicara masalah keberagaman, lanjutnya, Insyaallah Muhammadiyah berada di depan. “Karena Muhammadiyah hadir di Maumere, Kupang, Sorong, Minahasa. Di mana Islam itu minoritas, tetapi Muhammadiyah dapat hidup bersama dan berdampingan dengan aman dan baik,” ungkap Dahlan.
“Adik-adikku IPM, kalau Anda dalam nyanyian itu mau meneruskan amanah yang dimiliki Muhammadiyah, pegang ini baik-baik. Kita hidup di dunia hidup berdampingan dengan kelompok masyarakat yang berbeda,” tegasnya.
Terkait tiga tema yang diangkat, Dahlan menangkap esensinya memuat semangat optimis dan percaya diri mereka bisa lebih baik. “Mental yang baik, apalagi anak muda, masih jauh ke depan. Tidak mengenal kata gagal. Yang ada adalah kesuksesan yang tertunda!” tuturnya.
“Jatuh-bangun, jatuh-bangkit, dan akhirnya menang! Ini yang perlu ditanamkan,” imbuhnya.
Dia juga membahas, inti kepemimpinan itu keteladanan. “Jadi kalau saya siap memimpin artinya saya siap menjadi teladan. Bahwa memimpin itu membimbing, mengarahkan, membagi tugas,” terangnya.
Seperti halnya pesan universal Ki Hadjar Dewantara, sambungnya, ing ngarso sung tuladha. “Mengapa di Jepang, Korea, bahkan negara Eropa dan di Australia ketika mereka melakukan kecurangan dengan rela mengundurkan diri? Mereka menyadari bahwa tidak bisa menjadi teladan,” imbuhnya.
Maka dia mengingatkan, “Kerja keras dan pantang menyerah harus menjadi bagian hidup kita. Bagian hidup pelajar, pemuda, juga IPM. Saya berdiri di barisan alumnus, saya dulu Ketua IPM daerah Solo, dan Ketua IPM Jawa Tengah.”
Prioritaskan Kehadiran yang Muda
Saat sambutan, Wakil Rektor I Unimuda Sorong Muchlas Triono menyampaikan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada yang hadir. “Unimuda membuktikan, yang muda itu tidak harus selalu inferior!” ujarnya.
Meski Unimuda itu universitas termuda di Sorong, lanjutnya, tapi sudah banyak pencapaiannya. “Maka tentunya IPM sebagai organisasi otonom termuda bisa menyelenggarakan Tanwir di Sorong Papua Barat,” tambahnya.
Dia juga mengingatkan, di antara mereka mungkin sering menjadikan kehadiran mereka yang muda sebagai prioritas terakhir. “Tentu ini tidak bijak, Allah juga mewanti-wanti untuk tidak meninggalkan generasi muda setelah kita, supaya tidak meninggalkan generasi yang lemah,” tegasnya.
Dia berharap, ini menjadi sumbangsih yang baik untuk IPM. Mengingat, rentetan perkaderan di Muhammadiyah sudah mencapai banyak hal. “Adik-adik kita bersungguh-sungguh mempersiapkan gelaran ini. Selamat kepada IPM atas gelaran Tanwir kali ini, semoga sukses dan menebar manfaat bagi kita semua!” tutupnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN