PWMU.CO– IMM Bojonegoro selenggarakan Pelatihan Instruktur Dasar (PID) bertempat di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro dan Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah (STTM) Bojonegoro, Kamis-Ahad (20-23/10/2022).
Acara diikuti oleh 22 kader. Rinciannya 4 dari PC IMM Surabaya, 2 dari PC IMM Malang, 2 dari PC IMM Gresik, dan 14 delegasi dari Bojonegoro.
Hadir dalam pembukaan acara ini anggota DPRD Jawa Timur Agung Supriyanto SH, Ketua PDM Bojonegoro Drs H Suwito, dan Ketua Umum PC IMM Bojonegoro Arif Rahman Hakim.
Ada tujuh materi yang disampaikan seperti Sistem Perkaderan Rasulullah dan Muhammadiyah, Sistem Perkaderan Ikatan, Keinstrukturan, Grand Design Perkaderan, Monitoring dan Evaluasi, Psikologi Kader dan Manajemen Perkaderan.
Materi Psikologi Kader, pembicara meminta peserta mempraktikkan metode yang disampaikan. Peserta disuruh mencari dua kader di komisariatnya dan diwawancarai. Tujuannya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi kader saat itu.
Dari hasil wawancara tersebut, peserta lalu diberi tugas membuat prediksi dengan analisis kebutuhan masing-masing komisariatnya.
Setelah peserta menyelesaikan tugasnya, mereka membuat rekayasa penyelesaian masalah dengan edukasi, pelatihan, konseling, dan kelompok belajar. Bahan-bahan dibahas di Forum Grup Diskusi (FGD).
Tim Kuat
Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Bojonegoro Arif Rahman Hakim mengatakan, PID mencetak peserta menjadi uswatun hasanah di daerahnya.
”Peserta dibebaskan mau melakukan role model seperti apa ketika melaksanakan perkaderan yang orientasinya untuk kemajuan IMM,” ujarnya.
Dia menuturkan, harapan kita mampu menjadi korps yang sangat kuat. Bisa membaca dinamika sosial di lingkungan mahasiswa. Menemukan solusi yang tepat.
Master of Training (MoT) Ainudin Al Afghoni mengatakan, menjadi aktivis IMM kalau dipikir sudah menghabiskan uang dan tenaga, tapi masih kita lakukan sampai sekarang karena mempunyai motivasi dan militansi.
”Mari kita menjaga motivasi, saling memahami, saling support, ketika ada temannya yang butuh healing, jalan-jalan, jangan dicegah yang terpenting jangan sampai dia hilang,” katanya.
Dia meminta peserta tetap semangat karena IMM hari ini sedang mengalami penyakit yang disebut demotivasi. Kata itu lawan dari militansi dan loyalitas. Artinya kita itu kekurangan semangat untuk bertindak, berdakwah, dan bergerak meneruskan kerja amal intelektual IMM.
”Kita adalah bagian dari kerja sama dan kerja peradaban Muhammadiyah menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” tandasnya.
Penulis Adimas Setiawan Editor Sugeng Purwanto